[Review] Kill Me Heal Me : Mengurai Pengaruh 7 Split Personality
Seperti apa wajah masa lalu? Apakah ia bisa menghilang tanpa pernah kita minta? Atau bisa muncul seketika saat pikiran kusut? Seperti itulah wajah masa lalu yang dirasakan oleh seorang lelaki bernama Cha Do Hyun mengalami masalah dengan kepribadiannya. Kehidupannya yang normal sebagai pewaris tahta perusahaan neneknya harus mengalami banyak guncangan ketika kepribadian lainnya muncul.
Neneknya hanya tahu bahwa ia mengalami trauma tanpa pernah tahu apa yang menjadi penyebab dan apa yang membuat ia berubah sedemikian besar. Cha Do Hyun digambarkan sebagai lelaki yang santun, berkepribadian baik, sopan, dan attitudenya bagus. Siapa sangka ternyata ia memiliki trauma terhadap masa lalunya yang membuat ia memberontak dan kehilangan kendali atas pikiran dan tubuhnya sendiri. Kepribadiannya terpecah menjadi tujuh karakter.
Ketika ia marah muncul Shin SeGi yang mengambil alih kendali dirinya agar selalu memiliki pride. Jika putus asa ada seorang lelaki berkacamata yang muncul sebagai ganti dirinya, lelaki yang selalu ingin bunuh diri dengan terjun dari atas atap gedung bertingkat.
Ada pula seorang perempuan Ahn Yoona yang ternyata merupakan karakter kepribadian menyimpang dari Cha Do Hyun. Lain lagi dengan Perry Park, si lelaki yang gila harta dan ingin memiliki kapal pesiar. Perry Park suka memakai jaket army. Dua karakter terakhir tidak terlalu membekas, hanya muncul sesekali yaitu Mr. X yang merupakan pribadi misterius, dan Nana yang merupakan sosok kecil Cha Do Hyun di masa lalu.
Saat 7 Karakter Dosa Besar Muncul Bersamaan
Menonton drama Korea ini ibarat melihat kengerian yang sangat frontal. Bisa dibilang bukan hal yang baik ketika melihat seseorang memecah dirinya menjadi kepribadian banyak. Itu salah satu caranya untuk menjadi lebih kuat dibanding dirinya yang sesungguhnya. Perry Park muncul ketika Cha Do Hyun merasa harta adalah sesuatu hal yang mengasyikkan. Beda lagi saat Shin SeGi muncul, ia ingin melindungi perempuan yang dicintainya. Ia akan sangat agresif dan reaktif.
Cha Do Hyun terpaksa menuruti saran pengacaranya untuk menjalani sesi terapi kejiwaan bersama dengan seorang psikiater yang mengurusnya. Selama beberapa kali kepribadian Cha Do Hyun berubah-ubah layaknya slide film. Benar-benar berbeda dan selama itu ia tidak ingat apa saja yang dilakukan. Karena itulah Mr. Cha selalu minta pada pengacaranya untuk melihat rekaman cctv di rumah demi keamanan dirinya. Mr. Cha takut kepribadiannya yang lain muncul dan berbuat ulah.
Kill Me Heal Me : Drama Korea Adaptasi Buku Dr. Jekyll and Mr. Hyde
Sebenarnya drama Kill Me Heal Me diadaptasi dari sebuah buku berjudul The Strange Case of Dr Jekyll and Mr Hyde yang ditulis oleh Robert Louis Stevenson. Ada pula drama korea berjudul sama namun memang eksekusi idenya lebih baik Kill Me Heal Me. Lebih soft menurut saya dan terkesan nggak terburu-buru untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Secara garis besar Kill Me Heal Me ingin mengungkapkan apa dan bagaimana pengaruh sebuah trauma masa lalu bagi seseorang. Bisa saja orang tersebut tidak benar-benar lupa, ia hanya menyimpan dalam memori di kepalanya yang sesekali bisa muncul suatu waktu.
Satu yang terpenting adalah melepaskan. Melepaskan apa yang telah terjadi hingga tidak perlu merasa bersalah. Rasa bersalah hanya akan memunculkan lagi kepribadian lainnya sebagai pelampiasan dari keinginan untuk melindungi diri sendiri. Bukankah masa lalu adalah bagian dari takdir yang memang harus dijalani? Jika pun tidak ada kehidupan di masa lalu, kita yang sekarang bukanlah kita.
Cha Do Hyun pun akhirnya berusaha untuk mewujudkan keinginannya untuk menjadi normal. Ia meminta pada karakter yang telah dipecahnya agar rela dihilangkan dari hidupnya. Meskipun drama korea ini bertema berat tapi disampaikan dengan cara yang halus, dan fyi, buat saya yang nggak betah nonton drama berdurasi panjang, lumayan berat juga nonton drama ini. Fufufu. Meski ada juga scene drama yang saya skip saking enggak tahan buat nonton seperti saat Ahn Hyoona kumat alaynya dan berkepribadian nyleneh. *yeah, you know what I mean*
Satu yang pasti, drama ini nggak bisa ditelan mentah-mentah karena terlalu banyak unsur kejutan yang perlu diterangkan sama psikolog. Yang saya garis bawahi adalah bahwa setiap orang pasti punya kok kepribadian yang lain yang termasuk dalam seven deadly sins (tujuh dosa besar). Hanya saja apakah dia bisa mengontrol kepribadian lainnya itu dengan baik atau tidak.
Kita bisa jadi orang baik, sesekali bisa pula bersikap jahat karena suatu hal. Dan itu memang sebagai salah satu bentuk pertahanan diri yang mungkin hanya bisa keluar ketika keadaan terdesak. Saya nggak bilang bahwa drama ini keren, tapi tetap ada sisi positif dan negatif yang hanya bisa ditemukan setelah kamu menontonnya sendiri. Well, tonton sendiri aja ya. Biar tahu maksud saya.
Leave a Reply