6 Cara Agar Anak Kecil Usia Sekolah Mau Berbagi Rahasia
Pernahkah kamu melihat anak-anak usia sekolah dasar sekitar 6 sampai 12 tahun tapi sulit untuk mengungkapkan perasaannya?
Saat anak-anak mengalami masalah di sekolah atau pergaulan di sekolah, misalnya mengalami bullying atau masalah adaptasi di sekolah. Hal ini akan membuat anak-anak kesulitan untuk menjalani rutinitas hariannya.
Orang dewasa di sekitar anak seringkali mengabaikan perasaan anak yang tidak ingin membuka diri saat ada masalah. Padahal jika orang tua peka terhadap perilaku anak yang berbeda dengan kebiasaannya, maka orang tua pasti tahu ada sesuatu hal yang terjadi pada anak di lingkungan sekolah atau pergaulannya.
Jika terjadi bullying di sekolah atau di sekitar rumah, maka orang tua bisa mendeteksi masalah bullying tersebut dengan lebih cepat jika mereka tidak berjarak dengan anak.
Bagaimana cara agar anak mau membagikan rahasia yang dimilikinya pada orang tua atau orang dewasa di sekitarnya? Simak tipsnya berikut ini!
6 Cara agar Bisa Dipercaya sebagai ‘Secret Keeper’ oleh Anak Usia Sekolah:
1. Sejajarkan diri kita pada anak saat berbicara dengannya
Sebenarnya orang dewasa seringkali menjaga jarak dari anak-anak. Hal inilah yang membuat orang dewasa sulit untuk masuk ke dalam dunia anak.
Berperanlah sebagai teman yang baik di mata anak kecil. Caranya : kamu harus membuka diri dan dapat menciptakan suasana yang hangat dengan anak-anak. Misalnya dengan mengajak bermain dan beraktivitas di dalam rumah. Mengajak makan makanan favorit di rumah atau menonton film kartun favorit anak.
Manfaatkan saja kesamaan hobi dengan anak kecil untuk menjalankan peran sebagai seorang teman yang dapat dipercaya. Setelah itu, kita baru bisa mengorek rahasia yang disimpan anak.
2. Konsisten bersikap dalam menyimpan rahasia anak agar tetap aman
Sekali dipercaya untuk menjaga rahasia, jangan melanggar.
Seringkali karena sifat rahasia yang dimiliki anak yang dipandang “lucu”, lalu anak diolok-olok karena rahasianya tersebut.
Misal : anak masih mengompol di malam hari karena takut dengan hantu atau mengalami mimpi buruk.
Hindarkan mengolok-olok rahasia anak agar anak tahu bahwa ia bisa menitipkan rahasianya pada orang dewasa yang dipercaya, misalnya orang tua atau kakaknya.
3. Ciptakan lingkungan yang kondusif
Singkirkan semua faktor yang dapat membuat anak malu atau enggan membuka rahasianya di depan orang tuanya.
Misalnya: jangan libatkan terlalu banyak orang dewasa saat orang tua ingin mengorek rahasianya. Biarkan anak berbicara secara pribadi dengan orang tua saat mereka ingin bercerita.
Kalau anak sudah merasa aman perasaannya, tanpa disadari ia akan bercerita tentang masalahnya. Dari sana orang tua baru bisa mengorek rahasianya.
4. Gunakan pesan diri yang mudah dipahami oleh anak
Ungkapkan perasaanmu terkait dengan perilakunya itu. Misalnya “Papa Mama akan sedih sekali kalau Kakak tidak mau cerita karena Papa/Mama tidak mau ada orang yang menyakiti kamu, Sayang.”
5. Berikan empati yang sesuai dengan kondisi anak
Rahasia menjadi serius jika yang disembunyikan anak adalah hal-hal yang bersifat mengancam atau mengganggu keselamatan dirinya atau orang lain. Rahasia itu menjadi tak wajar jika sudah menyangkut perkembangan emosionalnya terkait dengan harga dirinya.
Misalnya : anak berbuat salah, merusak barang kesayangan orang tua, atau takut dimarahin. Bahkan jika ada penganiayaan fisik di lingkungan sekolah, atau ancaman dari orang lain.
Gunakan komunikasi efektif dan jadilah pendengar aktif agar dapat mengeluarkan beban yang dirasakan anak.
Saat anak menceritakan kisahnya, jadilah pendengar yang berempati dengan masalah yang dihadapi anak.
6. Beri penghargaan atas keberaniannya untuk membuka rahasia
Hargai kesediaan anak untuk mau membuka rahasianya. Hargai pula perilakunya dengan kalimat yang bisa membesarkan hatinya atau mengurang rasa bersalahnya.
Nurul Rahma says
Yappp, jadi ortu memang dibutuhkan kepekaan, empati, rasa sayang dan peduli pd buah hati
Karena klo respon kita ga OK, dia bakal tertutup yhaaa
Ogah crita ama ortunya.
Maria G says
Huhuhu iya nih, waktu anak perempuan saya masih TK dia suka pada seorang anak laki yang emang lucu menggemaskan, pipinya masih chubby
nah karena saya kenal baik ibunya, saya bilang kalo anak saya suka pada anaknya
fatalnya, saya bilang di depan anak saya.
Menurut saya sih suka seperti itu kan biasa aja, kan si anak laki2 emang ngegemesin
Tapi rupanya saya salah, anak saya marah pada saya, hiks
Okti says
Dan yang pasti memegang janji terhadap anak ya. Kalau tidak bisa dicap pembohong dan selanjutnya anak gak bakal lagi percaya gak mau lagi buka rahasia ke kita
Mutia Ramadhani says
Hihihi, ngebayangin kita pura-pura jadi anak kecil, jadi teman sebaya mereka setiap hari. Kadang ini bikin kita awet muda loh. Walaupun tujuan sebenarnya kita ingin mendekatkan diri dengan anak di usia tumbuh kembang mereka yang rentan dengan derasnya arus informasi dan media.
Annie Nugraha says
Gak gampang memang ya membangun hubungan emosional dengan anak. Tapi bukan berarti gak mungkin. Dan mendidik anak, menjadi orang tua, prosesnya akan seumur hidup. Semoga dengan tips diatas, kita bisa mengisi diri dengan pengetahuan yang mumpuni sebagai orang tua
Emma says
Aku juga menerapkan diri untuk menjadi pendengar yang baik untuk anak-anakku dan Alhamdulillah mereka selalu curhat padaku hihii
deddyhuang.com says
memang gak mudah biar anak kecil mau bercerita sama kita.. beberapa tips yang diberikan nantinya bisa kita cobain nih.
Suci says
Terimakasih artikelnya mbk…
Diriku yang punya anak menjelang remaja udah mulai merasakannya. Susah rasanya mengorek si anak ini supaya mau cerita.
Tapi memang semua diawali dari orang tua yang mampu memposisikan sejajar dengan anak.
Smoga diriku mampu…
Fenni Bungsu says
Untuk anak-anak mudah bercerita gak mudah.
Namun Alhamdulillah-nya ponakan daku bisa bercerita, dari temen sekolahnya sampai temen mainnya secara detail, dan benar tips nya kak Ila mensejajarkan diri kita dengan anak-anaka
Dian says
Wah makasih ya mbak sudah menulis ini
Memang gampang gampang sudah ya mengajak anak untuk mau terbuka dengan kita
Komunikasi efektif ya
Lia Yuliani says
Paling penting buat anak merasa nyaman dulu ya Mba, biar dia juga percaya dengan ortunya. Soalnya jangan sampai sama orang lain bisa cerita tapi nggak ama ortunya sendiri.
lendyagassi says
Setiap fase tumbuh kembang anak ini memang beragam cara pendekatannya yaa..
Dan bibit kepercayaan anak terhadap orangtua dimulai dari bonding sejak kecil.
Semoga apa yang kita tanam, dengan penuh kebaikan dan kasih sayang membuat anak-anak merasa dekat dan orangtua menjadi orang pertama tempat anak-anak mencurahkan perasaan dan rahasia mereka.
Iva says
Indeed, meski anaku belum sekolah bisa bgt nih caranya dipraktikkan dari sekarang biar anak lebih terbuka dan selalu curhat ke kita dripda ke orang lain
Maria Tanjung says
Walaupun masih kecil, anak juga punya rahasia ya mbak. Mungkin terkait dengan lingkungan pertemanan. Mau cerita ke orang tua tapi takut, malu dan perasaan campur aduk lainnya. Orang tua memang harus punya kadar empati yang tinggi terhadap anak ya
Andy Hardiyanti says
Baca tulisan ini bikin jadi ingat sama teman-teman sekelas anak saya. Entahlah apa yang mereka lihat dari saya, tiap kali saya berkesempatan ke sekolah, ya ampun demen bener mereka bercerita ke saya. Apakah karena saya mendengarkan mereka dengan seksama? apa gimana?
BTW mbak, ukuran font saat mengetikkan komentar di sini kecil banget euy..
Palupi says
Tips ini pasti berguna banget buat nanti kalau anakku udah masuk sekolah. Sekarang anak-anakku masih preschool jadi apa aja mereka cerita.