Bagaimana Sih Cara Menghitung Perkiraan Kelahiran Bayi? Ini Dia Caranya
Proses persalinan merupakan salah satu momen yang paling dinanti-nanti oleh setiap pasangan suami istri. Ya, terang saja demikian, sebab momen tersebut menjadi penanda bahwa sebentar lagi mereka akan dikaruniai seorang bayi yang imut dan menggemaskan. Dalam mempersiapkan segala sesuatunya menyambut kelahiran bayi, tentu sangat penting bagi kita untuk mengetahui tentang perkiraan kelahiran bayi. Lantas, bagaimana cara menghitungnya?
Nah, untuk mengetahui lebih jelasnya lagi mengenai cara menghitung hari perkiraan lahir, mari sama-sama kita simak saja langsung ulasannya di bawah ini :
-
Cara Menghitung Yang Berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir
Dalam istilah medis, cara yang pertama ini sering disebut dengan nama pregnancy Naegele yang hanya membutuhkan perhitungan sederhana. Mengenai cara menghitungnya, yaitu dengan menambahkan 7 dari hari pertama haid terakhir ibu, lalu kurangi 3 bulan. Contoh misalkan, jika HPHT ibu tanggal 12 April 2018 => Tambahkan 7 hari (19 April 2018), kurangi 3 bulan (19 Januari 2018), tambahkan 1 tahun jika perlu.
-
Cara Menghitung Menggunakan Pregnancy Wheel
Metode yang kedua ini membutuhkan bantuan alat bernama pregnancy wheel, yang bisa ibu dapatkan di apotik, bidan, klinik, atau di rumah salin terdekat. Mengenai cara perhitungannya, ibu harus menentukan tanggal HPHT terlebih dahulu. Jika tanggal tersebut sudah diselaraskan dengan indicator kehamilan cukup bulan, maka roda tersebut akan menunjukkan hari perkiraan lahir bayi ibu.
-
Apabila Siklus Haid Tidak Teratur Lebih Dari 28 Hari
Sebagian besar wanita memiliki siklus haid yang secara konsisten lebih panjang dari siklus haid rata-rata 28 hari. Dalam hal ini, baik secara perhitugan Naegele maupun pregnancy wheel masih dapat digunakan setelah melakukan perhitungan berikut. Paruh kedua dari siklus haid seorang wanita akan berlangsung selama 14 hari. Hal tersebut merupakan waktu saat terjadi proses ovulasi hingga masa haid yang berikutnya. Dengan kata lain, jika siklus haid ibu berlangsung selama 35 hari, maka kemungkinan besar bahwa proses ovulasinya akan terjadi pada hari ke 21. Seandainya hari ovulasi telah ditemukan, maka gunakan HPHT yang telah di tetapkan untuk mencari hari perkiraan lahir bayi.
-
Apabila Siklus Haid dan HPHT Tidak Diketahui
Tak sedikit dari kita yang lupa mencatat siklus haid, yang tentu saja membuat kita tidak dapat mengetahui siklus haid berdasarkan HPHT. Tapi ibu tidak perlu khawatir, karena masalah ini bisa diatasi dengan cara Ultrasonografi alias USG kehamilan. Dengan proses USG kehamilan, ibu pun dapat mengetahui ukuran-ukuran yang mendasari usia kehamilan dan hari perkiraan lahir, yaitu berupa panjang kepala, bagian bokong, panjang tulang paha, hingga diameter kepala janin.
Pada trimester kehamilan pertama, USG akan memberikan prediksi yang sangat akurat dalam hari perkiraan lahir bayi. Bahkan, tingkat melesetnya perkiraan itu hanya sekitar 10 % saja lho. Ya, hal ini juga tidak terlepas dari pertumbuhan dan perkembangan janin pada minggu awal kehamilan, yang kurang lebih sama dan belum banyak terpengaruhi oleh beragam faktor seperti aktivtas, nutrisi, stress, dan lain sebagainya.
Itulah beberapa cara yang bisa ibu lakukan sendiri untuk menghitung hari perkiraan lahir si calon bayi. Di samping itu, ibu juga jangan sampai lupa untuk memperhatikan asupan nutrisi selama masa kehamilan. Bagaimana, apakah saat ini ibu sudah siap untuk menjadi orangtua yang sesungguhnya?
Leave a Reply