Bulan Maret yang lalu, saya singgah di Semarang. Kota yang banyak memberi kenangan baik suka maupun duka saat kuliah dulu. Saat ke sana, saya menginap di kosan Rosa, dan esoknya menginap di rumah mba Esti. Saat selesai sesi Fun Blogging, mba Esti bilang kalau kami akan pergi ke rumah ibunya dulu untuk silaturahim. Saya pikir, “Oh, mungkin akan mengembalikan mobil.” Soalnya saya inget waktu mba Esti bilang kalau mobil jeep suaminya akan dijual demi pembangunan rumah di Jepara. Selain itu karena mobilnya sudah tua jadi daripada butuh biaya banyak untuk perbaikan lebih baik dijual.
Saya kaget juga ketika keluar dari gedung dan mendapati mobil baru tersebut akhirnya singgah di rumah mba Esti saat malam tiba. Mba bilang bahwa dia akhirnya membeli mobil baru karena motor suaminya menabrak pagar di depan rumah. Motornya rusak dan kebutuhan saat itu pun sedang tidak banyak. Jadi uang tabungan bisa dialihkan untuk membeli otomotif mobil terbaru.
Wah, saya heran juga. Soalnya mbak nggak pernah cerita selama ini. Saya pikir suaminya masih suka bolak-balik ke Semarang-Jepara dengan travel. Ternyata malah pakai mobil baru.
Katanya, “Aku juga nggak nyangka dan heran, La. Kok bisa ya kekumpul uang segitu. Padahal selama lahiran dan biaya berobat saat program hamil semuanya butuh biaya banyak. Tapi sejak lahiran, aku banyak nabung dan ternyata bisa kekumpul sebanyak itu. Hampir 100 jutaan lebih, La.”
Saya pun tertegun. Antara takjub dan keren sekali mbak ini. Saya tahu dia bukannya orang yang nggak punya uang. Punya uang malah, tapi bisa disimpan dengan baik. Dalam jangka waktu yang lama. Nggak seperti saya selama ini yang lebih banyak disimpan untuk waktu yang singkat lalu dipakai untuk kebutuhan lain. Ya, inilah bukti bahwa sebenarnya orang bisa kok beli otomotif mobil terbaru jika mereka berniat. Sekali lagi, semuanya berawal dari niat yang harus dimulai dengan menjaga agar uang yang dimiliki tidak terpakai untuk sesuatu yang mubazir.
Saya pernah tanya gimana cara nabungnya. Apa pakai logam mulia, deposito, atau investasi yang lain? Jawabannya sederhana. “Ya nabung aja kayak biasa, La. Nabung di bank.” Ternyata bukan nabung di logam mulia atau emas karena sulit dijual jika butuh mendadak. Uang bisa disimpan di bank dan saat butuh bisa langsung dipakai. Kuncinya sih pengendalian diri. Bahwa ada kebutuhan yang prioritas dan kebutuhan lainnya yang kelak akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Jadi jangan hamburkan uang hanya untuk kesenangan sesaat. Well, noted to my self.
Leave a Reply