Cara Memilih Pasangan Ala Orang Jawa: Filosofi Hidup yang Membentuk Cinta Abadi
Filosofi hidup Orang Jawa kaya akan hikmah dan nilai-nilai yang mendalam. Dalam proses memilih pasangan, mereka sering mengikuti ajaran-ajaran seperti “urip iku urup,” “sawang sinawang,” “bibit bebet bobot,” dan banyak lagi.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tips memilih pasangan ala Orang Jawa berdasarkan filosofi hidup mereka yang kaya makna.
Cara Memilih Pasangan Ala Orang Jawa: Filosofi Hidup yang Membentuk Cinta Abadi
1. Urip Iku Urup: Hidup adalah Api yang Harus Diisi dengan Makna
Filosofi “urip iku urup” mengajarkan bahwa hidup adalah seperti api yang harus terus menyala. Saat memilih pasangan, carilah seseorang yang dapat memberikan makna dan inspirasi dalam hidupmu. Pilih pasangan yang memiliki tujuan hidup dan tekad untuk membentuk kehidupan yang berarti bersama.
2. Sawang Sinawang: Tetap Tenang dalam Menghadapi Segala Keadaan
“Sawang sinawang” bermakna bahwa kita tidak boleh melihat kehidupan pernikahan hanya dari luarnya saja. Karena bisa saja orang menampakkan yang indah, dan membuat kita iri dengan indahnya mahligai pernikahan orang lain.
Hal ini mengandung arti untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi segala keadaan. Dalam memilih pasangan, pilihlah yang bisa menjadi pendamping yang tenang dan bisa bersama-sama melewati segala lika-liku hidup.
Kemampuan untuk tetap tenang dalam menghadapi tantangan adalah kunci keberlanjutan hubungan. Tidak perlu iri dengan pencapaian pasangan lain, karena pasangan halalmu adalah yang terbaik untukmu.
3. Bibit Bebet Bobot: Pilihlah Pasangan dengan Dasar dan Bobot yang Seimbang
Filosofi “bibit bebet bobot” menunjukkan bahwa kita perlu memilih pasangan dengan dasar yang kuat dan keseimbangan yang baik. Perhatikan nilai-nilai, etika, dan dasar karakter pasangan. Pastikan bobot, atau nilai-nilai positif, melekat pada dirinya. Ini membentuk pondasi yang kokoh untuk hubungan jangka panjang.
4. Mboten Tresna Milih Jodone: Cinta yang Dipilih, Bukan Dipaksakan
“Mboten tresna milih jodone” mengajarkan bahwa cinta sejati tidak dapat dipaksakan. Pilih pasangan yang memberikan cinta secara tulus dan dipilih dengan sadar, bukan karena paksaan. Keberlanjutan hubungan terletak pada cinta yang tumbuh alami dan tidak terpaksa.
5. Wong Sepele: Pilihlah Orang yang Sederhana dan Ramah
Filosofi “wong sepele” mengajarkan untuk memilih orang yang sederhana dan ramah. Pasangan yang bersahaja dan ramah cenderung membawa kedamaian dalam hubungan. Mereka yang tidak terlalu terikat pada kemewahan materi lebih mementingkan kebahagiaan bersama.
6. Rukun Tanpa Pamrih: Mencari Keselarasan tanpa Pamrih
“Rukun tanpa pamrih” mengajarkan mencari keselarasan tanpa mengharapkan imbalan. Saat memilih pasangan, fokus pada keselarasan visi, nilai, dan tujuan bersama. Rencanakan masa depan yang harmonis tanpa menuntut imbalan yang berlebihan.
7. Kepriben: Terima dan Cintai Pasangan Seperti Adanya
“Kepriben” adalah sikap menerima dan mencintai pasangan sepenuh hati tanpa berusaha mengubahnya. Pasangan yang bisa diterima dan dicintai dengan segala kelebihan dan kekurangannya akan membentuk hubungan yang lebih kokoh dan tahan lama.
8. Titis Sapa Tanpa Raga: Terhubung secara Spiritual
“Titis sapa tanpa raga” mengajarkan terhubung secara spiritual, melebihi hubungan fisik. Pilih pasangan yang bisa terhubung secara emosional dan spiritual, memahami satu sama lain di luar dimensi fisik.
Dalam memilih pasangan ala Orang Jawa, kebijaksanaan filosofi hidup mereka menjadi panduan yang berharga.
Dengan memahami dan mengintegrasikan nilai-nilai tersebut, hubungan dapat dibangun di atas dasar yang kuat dan bermakna.
Jalinan cinta yang diperoleh melalui kebijaksanaan tradisional ini memiliki potensi untuk menjadi cinta abadi dan harmonis.
Leave a Reply