Tips Kesehatan : Jangan Sepelekan Gejala Tipes
Liburan penuh perencanaan akan sia-sia jika kita sakit, betul kan? Sama halnya ketika kita sehat ada banyak rencana yang bisa kita kerjakan dengan baik. Itulah alasan kenapa menjaga kesehatan sangat diperlukan baik saat kita sibuk maupun saat sedang berlibur. Jangan sampai sakit, apalagi sakit gejala tipes.
Suatu hari di bulan April 2018, saya naik gunung Semeru bareng adek dan teman-teman pendaki di sebuah acara women adventure. Acara ini digagas sebuah brand. Dalam acara pendakian itu tak mudah untuk menaklukkan medan, apalagi dengan fisik perempuan yang terbatas. Sesekali saya dan teman lainnya masih sering istirahat di tengah perjalanan. Tapi saat itu saya mengusahakan untuk makan teratur dengan apapun makanan yang saya bawa dan teman saya masak untuk grup kami.
Menjaga kesehatan di tengah cuaca yang dingin menusuk tulang bukanlah hal yang mudah. Saya harus tahu obat apa yang harus saya bawa untuk jaga-jaga. Karena nggak mungkin kan saya ngerepotin orang lain buat ngurusin saya di gunung? Ngurusin diri sendiri aja belum tentu sanggup apalagi ngurusin orang lain. Itulah yang bikin saya pun membawa perbekalan makanan baik yang bisa disantap langsung maupun harus dimasak dulu.
Saya dan adek membeli nasi dan lauk siap makan di warung dekat Ranu Pani sebelum memulai track pendakian. Saat itu yang terpikir adalah saya harus tetap rutin makan di jam yang ditentukan, karena saya punya riwayat sakit maag. Sedangkan kami baru bisa sampai ke Ranu Kumbolo setelah sore tiba. Saya berusaha menjaga pola makan selama perjalanan karena nggak mau sakit maag melanda lagi.
Bagi kamu yang pernah sakit maag jangan dianggap sepele ya. Awalnya saya dulu pernah sakit gejala tipes saat kuliah semester akhir karena makannya nggak teratur, ditambah sering makan pedas dan bersantan di saat perut lapar.
Lalu, ada berbagai stress yang berhubungan dengan perkuliahan yang membuat saya tidak menjaga pola makan dan asupan gizi seimbang yang masuk ke dalam tubuh. Kadang makan, kadang nggak. Kadang tepat waktu, tapi saya lebih sering kelewatan jam makan. Misal harusnya makan siang malah jam 3 sore baru makan. Ini yang bikin badan tiba-tiba ngedrop dan dokter mengatakan saya sakit gejala tipes.
Ya… beruntung baru gejala saja, karena saya langsung mendapat penanganan khusus yaitu istirahat bed rest total dan diberi obat sesuai diagnosa dokter. Sebenarnya sakit gejala tipes tidak bisa dipandang remeh. Sakit gejala tipes ini butuh penanganan intensif.
Dokter menawarkan rawat inap di kliniknya. Namun saya masih bisa istirahat di rumah. Meskipun saya merasakan tubuh lemas dan tenggorokan dan lidah sakit untuk menelan. Alhamdulillah setelah istirahat yang cukup, mengatur pola makan dan minum obat dengan teratur akhirnya saya bisa beraktivitas dengan baik tanpa rasa was-was lagi.
Sakit gejala tipes awalnya dianggap hanya sekadar sakit biasa, tapi jika sudah sampa gejala tipes yang serius, pasien harus dirawat inap, seperti yang dialami oleh murid ibu saya. Menjelang ujian nasional sekolah dasar, anak ini malah sakit.
Jika kamu mendapatkan tanda-tanda atau gejala tipes berikut ini segera ke dokter ya, agar bisa mendapatkan tindakan medis yang tepat.
Apa saja tanda-tanda gejala tipes?
- Demam tinggi hingga 40 derajat celcius
- Gangguan pencernaan yang menyebabkan diare akut. Hal ini disebabkan oleh bakteri dari makanan yang terkontaminasi
- Nafsu makan berkurang
- Tepi lidah memutih atau pucat
- Nyeri pada otot dan tubuh terasa pegal
Jika gejala tipes, usahakan dirawat inap ya, minimal 1-2 minggu dengan diberi nutrisi lewat infus untuk masa pemulihan. Nah, semoga info ini bermanfaat ya. 🙂
Christanty Putri Arty says
Alhamdulillah dapat masukan nih cara mengantisipasi sakit tipes