Film Exhuma tayang di Indonesia

Review Film Korea Exhuma : Ketegangan Mistis Yang Mengungkap Kisah Kelam Perang antara Jepang-Korea

Film Korea Exhuma adalah sebuah karya yang menghadirkan ketegangan dan kegelapan melalui cerita tentang dua dukun muda yang dipanggil untuk menyelamatkan sebuah keluarga dari ancaman yang tak terlihat.

Dengan sinopsis yang menjanjikan dan bintang-bintang terkenal, film ini berhasil menarik perhatian penonton di Indonesia, mencapai pencapaian luar biasa dengan 2,1 juta penonton. Di Korea Selatan, film Exhuma sudah tayang hingga 10 juta penonton dalam 32 hari. Keren! 🔥

Perayaan 10 jt penonton Exhuma di Korea

Sinopsis Film Exhuma (2024)

“Exhuma” mengisahkan tentang sebuah keluarga kaya Korea yang bermukim di Los Angeles.

Mereka memanggil dua dukun muda, Hwa Rim (diperankan oleh Kim Go-eun) dan Bong-il (diperankan oleh Lee Do-hyun), untuk menyelamatkan bayi mereka yang baru lahir dari serangkaian kejadian mistis yang mengancam.

Dua dukun ini menemukan bahwa keluarga tersebut dihantui oleh bayangan gelap leluhur yang terikat dengan sebutan “Panggilan dari Kubur”.

Untuk membantu mereka, mereka meminta bantuan pada seorang peramal fengsui, Kim Sang Deok (diperankan oleh Choi Min-sik), dan seorang petugas pemakaman, Ko Yeong Geun (diperankan oleh Yoo Hae-jin).

Namun, dalam upaya mereka untuk mengatasi kegelapan yang mengancam, mereka malah menghadapi bahaya yang lebih besar ketika sesuatu yang jahat terlepas dari bawah kuburan.

Film Exhuma (2024)

Yang Membuat Film Exhuma Menarik :

1. Akting yang Kuat

Para pemain utama dalam “Exhuma”, seperti Kim Go-eun dan Lee Do-hyun, memberikan penampilan yang kuat dan memukau dalam membawakan karakter-karakter mereka.

Mereka berhasil menghadirkan nuansa ketakutan dan keputusasaan yang dirasakan oleh para dukun muda yang terlibat dalam situasi yang semakin menakutkan.

2. Atmosfir yang Mencekam

Film ini berhasil menciptakan atmosfir yang mencekam melalui penggunaan visual dan suara yang efektif.

Dengan pengambilan gambar yang gelap dan musik latar yang menegangkan, penonton disuguhkan dengan suasana yang sesuai dengan tema horor dan misteri yang diusung oleh film ini.

3. Plot Twist yang Tak Terduga

Film “Exhuma” menyajikan plot yang penuh dengan twist yang tak terduga, membuat penonton terus tertarik untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Setiap adegan dipenuhi dengan kejutan dan ketegangan, menjaga ketertarikan penonton hingga akhir cerita.

4  Penggunaan CGI yang Minimalis

Sutradara Jang Janghyun sebenarnya tidak suka memakai CGI, sampai membuat tampilan dan akting hantu Oni saja dia harus menggabungkan aktor Kim Minjun – postur tinggi Kim Byung Oh, mantan pemain basket yang tingginya 2.25m, pengisi suara Rikiya Koyama (terkenal dari Naruto) buat dialog Jepang, dan pengisi suara Choi Nak Yoon buat suara kasarnya.

Kim Minjun harus di-makeup selama 6 jam dan gara-gara itu Choi Minsik harus nunggu adegan itu sendirian.

Nah, sutradara Jang Jaehyun juga ingin adegan tetap nyata dan pakai sebisa mungkin sedikit efek CGI, bahkan adegan api melayang itu 80% asli!

Satu-satunya penggunaan CGI hanya untuk menutupi kawat yang mungkin terlihat saat adegan pemakaian api di film Exhuma.

Kim Go-eun sebagai Hwa-rim

Konflik Film Exhuma :

Di balik lapisan horor dan ketegangan, “Exhuma” juga menyampaikan pesan moral tentang pentingnya memahami sejarah keluarga dan menghormati leluhur.

Film Exhuma ini mengingatkan kita bahwa tindakan masa lalu dapat memiliki konsekuensi yang berbahaya, dan kita harus siap menghadapinya dengan bijak dan penuh tanggung jawab.

Bangsa Korea menganggap Jepang bertanggung jawab terhadap pecahnya wilayah Korea Utara dan Korea Selatan hingga saat ini.

Mengingat dulu Korea masih bersatu. Namun karena ideologi dan pengaruh perang dengan Jepang membuat Korea kini terpisah menjadi Korea Utara dan Selatan.

“Rubah melukai pinggang harimau”

Kalimat ini yang menggambarkan garis perbatasan Korea Utara dan Selatan yang dipasangi pasak berupa peti mati dengan pemakaman ganda antara Jenderal Murayama Junji dan Kakek Park. Jadi, ada 2 kotak peti mati di sana yang ditumpuk.

Roh kakek Park menjerit minta dipindahkan makamnya dari tanah terkutuk. Namun, keturunannya tak kunjung mendengarkan. Kini yang tersisa adalah rasa benci yang mengakar dari rohnya.

Selain itu, Murayama Junji juga dikutuk oleh biksu Gisune, untuk menjaga tanah tempat dia dimakamkan secara vertikal sebagai pasak tanah terkutuk.

Dalam film Exhuma, tokoh Murayama Junji adalah jenderal perang yang memaksa perang hingga memenggal 10.000 kepala orang Korea dalam peperangan di Sekigahara.

Sang Tuan Jenderal meminta melon dan ikan salmon sebagai persembahan, agar rohnya tidak mengganggu jasad Bong-il yang menjadi cangkangnya.

Perang yang terjadi di Sekigahara ini adalah perang awal yang membuat Korea terpecah. Di film Exhuma ini juga digambarkan ada pengkhianat Korea yaitu Tuan Park yang tega menjual negaranya demi hidup berlimpah harta. Itu yang memyebabkan arwah kakek Park mengincar keturunannya.

So, semua ulah roh gentayangan ini berasal dari kesalahan yang dilakukan kakek Park, jenderal Murayama dan biksu Gisune.

Kesimpulan

Film “Exhuma” adalah sebuah film Korea yang berhasil menggabungkan elemen horor, misteri, dan ketegangan dalam sebuah cerita yang mendebarkan.

Dengan akting yang kuat, atmosfir yang mencekam, dan plot yang tak terduga, film ini layak mendapat perhatian dari penggemar genre horor dan misteri.

Bagi kamu yang mencari pengalaman menegangkan di bioskop, film “Exhuma” adalah pilihan yang tepat.