“If you buy things you do not need, soon you will have to sell things you need.”
Warren Buffett
Saat membaca quote di atas, saya mengamini ada banyak hal yang seharusnya dipikirkan jangka panjang, seperti apa yang benar-benar saya butuhkan, bukan yang saya inginkan. Tapi seringkali yang melintas dalam hidup adalah yang bukan kebutuhan saya, hanya keinginan. Pada akhirnya memilih sesuatu yang nggak terlalu dibutuhkan itu bikin boros uang dan waktu juga. Hanya ada kepuasan sesaat lalu menghilang. Saya salut dengan orang yang bisa memisahkan kebutuhan dan keinginan dalam hidup dengan sangat rinci, bahkan bisa menahan diri untuk nggak boros dalam arti yang sebenarnya. Kalau mau, semua barang bisa saja dibeli, tapi buat apa?
Kemarin seseorang bercerita tentang seorang teman yang membeli banyak buku bahkan hingga ribuan dalam satu tahun. Jika ditotal dari penjualan buku yang secara insidental karena suatu hal, bukunya yang dijual sebanyak 1 ton, bayangkan jika 1 kg buku itu berisi 3 buku. 1 ton sama dengan 3000 buku. Wow banget kan? Bagi beberapa orang membeli buku dalam jumlah yang banyak, bahkan melebihi ekspektasi orang lain ini memang sebuah kepuasan tersendiri. Saya pun sering begitu juga, beli karena dapat harga yang murah. Lalu merenung kalau sudah beli buat apa ya? Rasanya saya membuang uang dengan begitu mudahnya untuk urusan beli buku ini.
Ada lagi pecinta buku yang sadar bahwa aktivitas membeli bukunya sudah sampai di tahap kalap, jadi dijuallah buku yang ia beli tersebut hanya agar bukunya tidak menumpuk di rumah. Selain itu uangnya bisa diputar lagi. Well ya, saya belum sampai tahap yang satu itu, mau menjual buku yang sudah saya baca. Sering sih pengin menjualnya lagi, tapi entah kenapa rasanya sayang kalau ingat perjuangan mengumpulkan bukunya. Tapi jika diingat-ingat lagi bahwa memang saya perlu untuk mengerem sedikit kebiasaan membeli buku hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Haha.
Trus gimana dong solusinya kalau pengin baca buku yang lain?
- Beli buku yang hanya masuk daftar wishlist dengan skala prioritas. Saya punya daftar wishfull Wednesday, tapi sering kelewat kadang. Apalagi kalau di toko buku tidak ada buku yang masuk wishlist, akhirnya saya sering membeli yang ada saja hanya karena kehabisan bahan bacaan.
- Menganggarkan dana pembelian buku dengan biaya yang dibatasi. Iya, untuk yang satu ini saya kadang khilaf. Bisa beli buku lebih dari dana yang dianggarkan semisal 200 ribu dalam sebulan. Saya harus mulai belajar untuk memilih buku hanya yang terbaik yang ingin dibeli.
- Tidak tergoda untuk membeli buku hanya karena iming-iming harga diskon. Glek, yang ini sungguh, saya butuh direm mendadak. Diskon akhir tahunnya huhu, apalagi bagi buku yang memang saya sudah incar lama, rasanya saya butuh kacamata kuda untuk menutup semua akses beli buku diskon ini.
- Membeli buku hanya saat buku itu bisa berguna, misal untuk referensi menulis yang bisa menghasilkan uang lagi.
- Pinjam di perpustakaan atau teman yang lain. Untuk yang satu ini, perpustakaan kurang membantu karena koleksinya sedikit.
- Tidak menjadikan aktivitas belanja buku sebagai sarana melampiaskan diri ketika emosional misal saat boring, atau lagi bad mood, karena belanja buku bisa lebih kalap dari biasanya.
Untuk setiap pengorbanan yang ada, ada hasil yang insya Allah jauh lebih baik. Jika tidak direm sejak sekarang, kapan lagi?
Aku gak punya batasan buat beli buku. Klo ada buku yg bagus beli aja. Tapi masalahnya buku ttg agama perasaan gak ada yang murah apalagi kalau yang nulis ulama terkenal dan isinya bgs bgt. Langsung deh kantong jebol
Nyari pas islamic book air aja, En. Lebih murah, hehe. Aku tempo hari sempet beli riyadush shalihin harganya 50 rb di dojo, siapa tahu Enny minat. Kalau buku islami biasanya aku nunggu bazar biar harganya lebih murah dikit, bisa diskon 30-50%. Hehe
Akuuuuu udah jarang bgt beli buku. Soale byk bgt buku di lemariku yg msh bersampul plastik. Ngga bisa baca sesukanya kyk dulu :(. Tp emang beli buku itu bikin kalap. Untung aku dah insyaf hahahaha
Haha. Mba windiii, udah tobat ya. Moga tobatnya ga beralih ke belanja yang lain yak 😀 Aku pun merasa bersalah kalau bukunya masih bersampul. Makanya sekarang direm dikit biar ga kalap lagi. Huhu
Seperti di sentil nih aku, bunda
Terimakasih telah menginspirasi ya
Salam kenal dari bumi Borneo
Salam kenal juga, mba Rosanna. Hehe, artikelnya buat ngingetin diri sendiri. Semoga bermanfaat ya. 🙂