Kapan Umroh Ya?
Umroh bagi seorang muslim adalah sebuah ibadah yang bisa dikerjakan sebelum atau setelah haji. Ibadah umroh menjadi impian bagi banyak orang. Mahalnya biaya haji membuat sebagian kalangan akhirnya harus menabung bertahun-tahun agar bisa mencicipi bagaimana suasana haji. Hal ini karena jika harus menunggu antrian haji terlalu lama. Bisa sampai puluhan tahun. Karena itu umroh menjadi alternatif lain agar bisa merasakan suasana beribadah di baitullah.
Tak hanya uang yang harus dikeluarkan jika akan berhaji dan umroh, tapi juga fisik yang prima, persiapan ruhani hingga perizinan dalam mengurus visa dan paspor untuk umroh. Akhir tahun lalu, tetangga saya menanyakan pada saya apakah akan ikut serta juga untuk umroh. Waktu itu ada penawaran umroh hanya dengan membayar biaya 16 jt-an untuk umroh selama 10 hari. Saat itu yang terbersit di benak saya adalah saya pengin banget bisa ikutan umroh. Apalagi biayanya masih terbilang masuk akal. Dari pihak travel umroh yang bagus mengatakan bahwa mereka memberi harga murah karena biaya tiket pesawatnya saat itu sedang promo. Jadi biaya umroh bisa ditekan seminimal mungkin.
Nah, kemarin pertanyaan “Kapan umroh ya?” itu muncul lagi. Pertanyaan itu terlintas saat Ayie tanya ke ibu saya yang ingin umroh. Beberapa tahun sebelumnya kami harus berhemat agar biaya hidup tidak melambung tinggi. Maklum, masih mengurus biaya bulanan untuk pembayaran renovasi rumah dan biaya kuliah dua orang adek. Jadi setelah kedua adik saya lulus dalam waktu yang berdekatan, Ayie nanya sama ibu. “Ma, kapan mau umroh?” Dan saya ketawa, “Lho, emang Mama mau? Katanya ga diijinin bapak.” :p
Selain biaya yang mahal, ibu saya masih terkendala izin. Ibu boleh pergi kalau bapak juga pergi, sedangkan adek saya paling kecil, Ilham, masih suka nyari-nyari ibu pas ditinggal pergi. Keronan kalo kata orang Tegal bilang. Jadi pertimbangan lain selain biaya umroh yang semakin naik tiap tahunnya adalah ijin dari mahram.
Jika mahram tidak bisa ikut, calon jamaah umroh bisa membuat surat kuning yang akan diberikan pada travel umroh yaitu surat ijin dari mahram untuk umroh. Namun, hal ini masih saya pertanyakan. Apakah di sana perempuan bisa tetap aman tanpa mahram. Larangan pergi tanpa surat izin mahram tentu ada alasannya. Bukan hanya tentang birokrasi tapi juga keselamatan perempuan di sana. Tahu sendiri kalau Arab Saudi sangat rawan tentang hal ini. Jadi ada baiknya memang didampingi mahram asli, bukan mahram jadi-jadian.
Well ya, untuk masalah yang satu ini sepertinya harus dikonsultasikan dengan travel umroh yang bagus. Semoga saja rezeki mengalir lancar sehingga kami bisa umroh sekeluarga. Aamiin.
Nurin Ainistikmalia says
Cita-cita saya juga ini Mbak. Pengen yang sekalian singgah palestine atau Turki. 🙂
Jiah says
Ortuku gak mau umroh, langsung haji aja
CatatanRia says
pengen bisa umroh juga 😀 tp kayaknya nanti aja kalau anak2 udah besar baru mikirin umroh hehehe
ninda says
aaamiin semoga segera ya mbak 🙂
Keke Naima says
semoga bisa terkabul keinginannya. Saya pun akhir-akhir ini berpikir seperti itu