Alun-alun Malang ini dekat dengan Masjid Agung Malang. Letaknya yang strategis membuat alun-alun ini digunakan sebagai salah satu area hijau terbuka. Ketika kami mengunjungi alun-alun Malang ini, area hijau ini dipadati masyarakat. Pengunjungnya kebanyakan anak-anak, orang tua dan remaja yang sedang berjalan-jalan.
Menurutku, alun-alun Malang luasnya hampir sama dengan Alun-alun bundar Malang. Alun-alun ini dibangun dari dana bantuan CSR sebuah bank untuk membangun area taman menjadi lebih ramah lingkungan dengan konsep urban living. Jadi pengunjung bisa bermain sepuasnya di taman ini. Saat malam hari, Alun-alunnya terlihat cantik karena ada air mancur berwarna-warni. 😀
Baca juga : Itinerary Trip Bromo, Malang dan Batu
Apa saja yang ada di Alun-alun Malang?
Di alun-alun Malang, ada arena reading corner yang bisa digunakan dengan bebas. Ada wall art untuk foto kekinian dengan background sayap terbentang. Beberapa orang pengunjung lebih milih duduk sambil berbincang di kursi alun-alun sambil piknik. Alun-alun Malang yang dibangun dekat dengan masjid ini membuat suasana jadi adem karena ketika adzan berkumandang, alunan adzan terdengar menggema di sekitar alun-alun.
Pohon-pohon tinggi menjulang seperti pohon beringin juga menaungi taman ini. Ditambah lagi ada tulisan Alun-alun Malang yang dijadikan icon kota Malang. Jadi pas kami singgah ke sini, banyak juga wisatawan lain yang sedang selfie atau wefie bareng temannya dengan latar tulisan Alun-alun Malang. Suasananya bikin adem karena banyak tanaman dan bangku taman cukup banyak tersebar sepanjang area taman sehingga bisa duduk lebih leluasa.
Bagi saya, alun-alun ini bisa dijadikan tempat istirahat setelah berjalan kaki dari Toko Oen. Oh iya, tempatnya dekat dengan Toko Oen. Kami hanya berjalan kaki mengikuti arus lalu lintas, lalu menyebrang di dekat Gereja, ada jalan ke sebelah kiri. Lurus saja karena di sana akan terlihat tulisan Alun-alun Malang. Kami memilih berjalan kaki dari Toko Oen karena letak Alun-alun Malang-nya dekat. Bisa coba dicek di google maps deh, kalau mau nyari rutenya. Hehe.
Baca juga : [Wisata Kuliner] Toko OEN Malang
Melanjutkan Perjalanan dari Kota Malang ke Batu
Kami berfoto di landmark kota Malang ini hanya sebentar karena harus segera melanjutkan perjalanan ke Batu. Dari alun-alun Malang ke Batu, kami naik angkot jurusan Landungsari yang bertuliskan kode L di angkotnya. Ongkos angkot Malang kota ke terminal Landungsari seharga 5 rb rupiah. (saya lupa pastinya berapa) 😀
Trus, dilanjut dengan naik angkot satu kali lagi, dan bus dengan tarif 10 rb. Kami naik dari terminal Landungsari menuju kawasan kota Batu. Dari angkot kami bisa melihat suasana Malang dan Batu dengan menyenangkan karena bisa berkeliling melihat kota Malang
Untuk menempuh perjalanan dari Alun-alun Malang ke kota Batu, lama perjalanan sekitar 1 jam. Belum termasuk waktu untuk berjalan kaki dari pemberhentian terakhir di persimpangan jalan dekat Museum Angkut menuju penginapan.
Kami menginap di Anne Guest House yang ternyata jauh dari mana-mana. Hanya ojek yang bisa leluasa mengantar penumpang ke tempat tujuan karena di sana tidak ada angkot lagi menuju penginapan.
Kami memilih berjalan kaki karena mengira tempatnya dekat. Ternyata jauhnya luar biasa, hehe. Sekitar 1 km ditempuh dengan berjalan kaki. Jalanan menanjak harus bisa dilalui, karena tak ada kendaraan lagi yang ke atas. Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya kami sampai juga di Anne Guest House. Seperti apa penginapan kami? Simak artikel selanjutnya ya. 🙂
Next Post : Anne Guest House, Batu: Penginapan Murah ala Backpacker
Sandi Iswahyudi says
wah di daerah mana tu Anne mbak? jauh amat ya 1 KM? Tapi kalau ma harga ala backpaker termasuk murah mungkin. soalnya tempatnya kayak gitu jauhnya
Ila Rizky says
Di Jl Abdul Gani Atas, San. Deket Kusuma Agrowisata Resort & Convention Hotel. Lumayan jauh sih dari jalan depan Museum Angkutnya. hehe. Tapi asyik jadi bisa ngrasain suasana perkampungannya.
rosa says
Aku pengen banget ke malang deh
Agustina Purwantini says
jadi ingin ke Malang lagi