Kami singgah untuk berwisata kuliner di Toko OEN Malang. Toko roti yang mengusung tema kuliner roti zaman dulu ini menyambut kami dengan tulisan “Welkom in Malang. Toko OEN die sinds 1930.” Toko ini juga ada di Semarang lho. Nah, penasaran kan dengan kuliner yang ada di toko ini? Baca yuk pengalaman kami. 😀
Kami memilih Toko OEN karena bisa menjadi tempat berteduh untuk beristirahat lebih lama. Soalnya capek banget abis perjalanan jauh. Harga makanan dan minuman di Toko OEN Malang terbilang mahal. Tapi, kami tetap memilih tempat ini. Letaknya strategis dengan plang toko berwarna mencolok. Jadi gampang dicari. Trus, ancer-ancernya dekat jalan raya sebelah kanan jalan menuju gereja tua.
Toko OEN : Restoran Bergaya Tempo Dulu
Toko OEN Malang dikenal sebagai “a colonial landmark and prominent restaurant”. Suasana tempo dulu ketika zaman penjajahan langsung terasa begitu masuk ke area toko. Arsitekturnya mengingatkan saya pada rumah-rumah gaya Belanda. Banyak jendela besar yang ditutup tirai putih berenda. Kursi-kursi bergaya tempo dulu dengan pegangan bundar dan terbuat dari rotan asli. Ya, ini rotan asli, jadi keras gitu kalo diduduki. Saya suka liat warna taplak mejanya, gingham style. *eaa, shabby chic dan vintage lovers pasti suka deh. 😛
Inget dong kalo lagi nonton film hitam putih bangunannya ya jadul gini. Begitu masuk ruangan, kami memilih tempat duduk yang lebih sepi dan dekat dengan jendela agar mendapat udara segar karena toko ini tidak menggunakan AC. Hanya jendela besar yang ada di dekat tempat kami duduk membuat ruangan menjadi lebih terang dengan cahaya dari luar.
Di dinding-dinding toko ada beberapa foto tempo dulu yang menunjukkan sejarah toko OEN Malang ini. Saya nggak gitu ngamati sih, karena ramai banget pengunjung hari itu. Pelayan tokonya menggunakan seragam khusus berwarna putih. Bagi yang ingin membaca koran disediakan koran di bagian depan dekat kasir.
Kuliner Andalan Toko OEN Malang
Pelayan toko menawari daftar menu makanan dan minuman Toko OEN Malang. Saya memilih Fancy Sundae – OEN Special seharga 50 rb karena penasaran dengan signature dish ini. Wica memesan Es Campur 17 rb. Setelah pelayan pergi, saya beranjak menuju etalase roti-roti yang dipajang di dekat pintu masuk. Roti ini terlihat seperti roti biasa. Bukan roti modern. Saya beli dua roti keju dan coklat meses pisang seharga 9 rb.
Soal rasa seperti saya bilang, rasanya biasa aja. Kalau kamu generasi 90-an yang sempat ngrasain zaman di mana toko roti belum seperti sekarang yang menjamur dengan berbagai tawaran roti yang mengembang dan lembut. Kamu akan merasa beda banget rasa roti sekarang dengan roti di Toko OEN ini.
Saya jadi ingat bahwa roti-roti zaman dulu malah lebih aman karena tidak menggunakan bahan yang berbahaya. Saya pernah baca artikel yang mengatakan bahwa semakin mengembang adonan, berarti ada bahan pengembang yang khusus dimasukkan ke dalam roti. Semakin mengembang dan lembut tekstur roti yang dimakan, berarti sulit untuk dicerna tubuh. Roti Toko OEN ini standar rasa roti zaman dulu, tapi jika lebih mudah dicerna tubuh berarti malah lebih bagus ya. Memakan roti OEN ini mengenyangkan. Saya belum sempat makan nasi sejak turun dari kereta, tapi makan roti dan es krim ini saja sudah kenyang.
Rasa es krim Fancy Sundaenya enak banget. Harganya yang mahal itu jadi sepadan dengan kualitas rasa es krimnya. Es krim ini terdiri dari tiga scoop es krim rasa vanilla, coklat dan strawberry. Toping es krim fancy sundae OEN Spesial ditambah dengan wafer dan potongan cream dan ceri di atasnya. Nyummyy~
Rasa es campur yang dipesan Wica lumayan rasanya, standar rasa es campur ya. Hehe. Jadi kesimpulannya harga standar toko OEN ini menyasar pembeli dari kalangan wisatawan. Dengan segmen pembeli yang lebih spesifik yaitu pembeli yang ingin merasakan suasana hostorial tempo dulu. 🙂
cumilebay says
Aku blm nyobain yg di malang ini, menu nya sam ngak sech kayak yg di semarang ???
Ila Rizky says
Kurang tahu, mas. Kayaknya sih mirip. Hehe 😀
Sandi Iswahyudi says
aku juga udah pernah nyobain ke sini mbak. tapi harganya mahal, kalau ukuran di Malang, hehe. jadinya pas ke sini cuma beli es krim doang. setelah itu gak lagi. haha
Ila Rizky says
Iya, San. haha. Abis liat buku menu mau pesen makanan jadi batal. Es krim aja harganya segitu, nasinya sebelas dua belas harganya. wekeke.
Travel Malang Jember says
Resto ini sangat vintage. Suasana tempo doeloe nya sangat terasa. Dan ini yg dicari banyak pelanggan di resto ini. Selain tempat yg vintage, menu makanannya pun juga klasik banget… es krim nya juga sangat jadul…. we love it….