Mendekat Pada Sang Maha Cinta
Suatu hari, dalam sebuah tayangan di youtube channel Cerita Dewi Sandra, saya melihat Dewi Sandra bercakap-cakap dengan Laudya Cynthia Bella, alias Bella. Kak Dewi ngobrol banyak tentang proses hijrah Laudya Cynthia Bella dan saya dapat pencerahan dari obrolan itu. Rasanya lebih menyenangkan kalau saya juga bagikan ceritanya di postingan ini ya. Semoga bisa diambil hikmahnya. 🙂
***
Wawancara Seputar Proses Hijrah Laudya Cynthia Bella
Dewi Sandra : “Bella, I’m loved, I’m so happy. Sudah setahun?”
Bella : “Hampir…”
Dewi Sandra : “Bisa cerita nggak sih gimana proses hijrahnya?”
Bella : “Waktu aku ketemu sama Kak Dewi, itu aku lagi dalam proses dan cari tahu. Dan agak galau sedikit, trus bulan November aku syuting Assalamualaikum Beijing. Habis itu aku kayak mulai nyari tahu lagi kan. Hidup aku ini buat apa lagi ya. Kok aku merasa kosong terus ya. Aku ngerasa aku bisa happy, aku bisa seneng kalau kayak aku dapat kerjaan apa. Baru keluar honor. Ye yey, aku bisa shoping! Tapi aku ngerasa kenapa batas rasa senang aku itu hanya materi dan aku terlalu bergantung sama orang. Dan akhirnya aku umroh.”
Dewi Sandra : “Kamu umroh sama siapa?”
Bella : “Sama kakakku yang perempuan, berdua. Trus di situ aku mikir banget. Allah itu baik banget ya. Allah tuh ngasih hal yang luar biasa sama aku. Melindungi aku dari hal-hal yang hampir terjadi. “
Dewi Sandra : “Dengan semua pekerjaan kita nih, dengan masa lalu kita, dengan pergaulan kita, Tapi Allah masih…”
Bella : “… menyelamatkan dan melindungi. Aku sekarang ngerasa kayak aku tuh bener-bener terlindungi banget. Aku terselamatkan banget sama Allah.”
Dewi Sandra : “Itu belum nyampe ya? Itu masih perjalanan?”
Bella : “Iya. Trus, pas aku nyampe sana aku ngobrol dengan beberapa jamaah. Trus, jamaahnya bilang gini, “Mba Bella kenapa nggak pakai jilbab aja sih?” “Mbak Bella pakai hijab aja dong”. Hmm, pakai hijab ya. Nanti aja deh…”
Dewi Sandra : “Padahal kamu udah syuting Assalamualaikum Beijing, kan? Nah, kamu udah pakai hijab?”
Bella : “Nah, itu… aku biasanya pakai hijab, selama aku di lokasi syuting aku nggak copot hijab. Lagi nunggu take, aku tetep pake. Biasanya kan aduh panas ya. Aku pake, aku pake. Trus, ustad aku bilang, “Bella kamu mending pakai hijab deh. Kalau kamu pakai hijab, mungkin langkah-langkah kamu tuh lebih terlindungi. Kamu lebih ngerasa aman pasti.” Nanti dong, aku bilang. Nanti kalau aku udah punya anak dua ya. Aku belum nikaahh. Aku masih mau nikaaah. Haha. Pengin ke Bali, pinggir pantai, bajunya yang waah, Trus dibilang, “Emang kamu tahu umur kamu sampai kapan? Kalau kamu nggak sampai di hidup kamu nikah, gimana? Di situ aku mikir, kak. Aku mikir banget, Ya Allah, Allah baik banget sama aku. Dan bener ya, kok aku terlalu banyak ngatur Tuhan ya. Aku terlalu banyak ngatur Allah. Ya Allah aku pengin aku nikah umur sekian. Aku pengin ini, aku pengin ini… ternyata harusnya aku yang lebih mau diatur sama Allah kan, kak. Jadi ya, oke deh. Aku putuskan, aku pakai hijab.”
Baca juga : Manfaat Berhijab dan Mengapa Muslimah Harus Berhijab?
***
Laudya Cynthia Bella ngerasa itu udah saatnya buat dia pakai hijab. Saya ngerasa cerita Bella mungkin juga dialami oleh perempuan muslim lainnya yang lagi galau gimana nih mau pakai hijab tapi belum siap, nanti aja kali ya. Atau pakai hijab tapi masih suka buka aurat tertentu, buka tutup hijab.
Saya malah pernah kan waktu pertama kali ngekos di Sekaran, Semarang ketemu dengan mbak-mbak akhwat gitu, trus pas kami lagi mau rapat di sekretariat KAMMI, mbak ini bilang sama saya. “Dek, kakinya pakai kaus kaki dong, biar nanti masuk surga kakinya juga ikut.”
Pas saya denger itu saya nyengir salting. Wahaha. Iya lho, ya gimana ya, waktu itu masih proses juga pakai hijab di tengah banyaknya teman yang juga belum berhijab. Bisa dihitung dengan jari deh pas awal-awal kuliah siapa aja yang pakai hijab.
Saya penasaran kenapa harus pakai kaus kaki, kenapa harus nundukin pandangan sama lawan jenis, kenapa nggak boleh pacaran, kenapa harus belajar shalat jamaah tepat waktu, dan kenapa lainnya. Banyak banget pertanyaan seputar larangan ini dan itu. Dan bener seperti kata Bella, “Kok aku terlalu ngatur Allah ya, kok aku nggak mau diatur untuk jadi lebih baik”.
Di situ juga pergulatan batin buat pakai hijab dengan kaus kaki juga, dan dengan meminimalisir interaksi dengan lawan jenis. Tapi sungguh itu nggak gampang. Saya baru tahu rasanya diuji ketika saya mengatakan ingin taat sama Allah. Nyatanya ujiannya jauh lebih berat dari sebelum itu. Padahal dulu santai aja kan, pakai jilbab pas ngaji TPQ, nggak pakai pas di sekolah, itu pas SMP ya. Pas SMA kelas 2 saya pakai hijab dan mulai cari tahu segala macam tentang ilmunya. Ya gitulah ya. 😀
Makanya pas udah pakai hijab dan sempat ngrasain gimana beratnya kalau diuji sama Allah langsung, saya pun mikir rasanya saya harus belajar untuk benar-benar taat tanpa tapi. Bisa jadi sekarang yang saya tahu itu adalah larangan Allah, tapi masa sih Allah nggak ngasih alasan kenapanya? Allah pasti ngasih aturan yang terbaik buat hambanya.
Baca juga : Membuka Pintu Rezeki Dengan Silaturahim
Kadang kalau pas lagi galau gitu, saya suka bertanya-tanya, bener nggak ya yang saya lakukan, bener nggak ya yang selama ini saya perjuangkan 4 tahun ini untuk enggak dekat dengan seseorang, kenapa rasanya lebih susah dari sebelumnya. Tapi saya inget lagi mungkin ini cara Allah untuk memperbaiki pribadi saya, mungkin ini cara Allah buat bikin saya yakin bahwa surga itu ada, tapi harus diupayakan. Kalau gratis itu namanya bukan perjuangan kan ya.
Berat berjuang ketika orang di kanan kiri saya masih suka keheranan kenapa saya pergi ke sana kemari pakai kaus kaki dan jilbab lengkap, kenapa kayak mau pergi ke mana gitu. Well ya, saya tahu ini rempong, tapi lebih nggak enak kalau nanti saya menyesal di akhirat. Pernah sesekali saya galau terutama pas main air di pantai atau di mana gitu, kok pengin lepas kaus kaki tapi sayang aja. Haha. Ya Allah, beneran galau. *cry*
Saya pun sempat nyari beberapa khimar yang syari di Hijup buat melengkapi hijab yang saya butuhkan. Beberapa kali hunting di harbolnas tahun lalu. Tahun ini juga ada promo harbolnas Hijup yang bisa dinikmati oleh pelanggan.
Anyway, soal hijab itu, saya juga ada kegalauan yang belum nemu solusinya. Saya udah sering ngomporin adek juga buat pakai hijab, tapi dia masih suka mikir. Katanya ntar ginilah, gitulah. Saya nggak bisa maksa orang buat pakai hijab, karena hijab itu juga perlu hidayah. Jangan sampai lepas tutup hijab seperti gampang sekali. :’)
Yang jadi pegangan saya saat ini ketika lagi galau adalah kalau pengin jatuh cinta sama aturan Allah, minta sama Allah untuk melembutkan hati kita. Minta agar allah kasih rezeki berupa rasa cinta pada aturan yang Allah tetapkan. Seperti kata ustad Hanan Attaki,
“Siapapun yang ingin minta Allah tanamkan cinta pada hati hamba-hambanya, ia mengatakan, “Ya Allah yang maha waduud, berikanlah rezeki untuk kami berupa rasa cinta dan jadikanlah orang-orang yang ada di sekitar kami mencintai kami dan tertarik kepada cara berdakwah kami. Dan siapa yang ingin ditambahkan rasa cinta dari orang shalih, dari orang-orang yang halal baginya maka cara yang paling baik untuk menambahkan rasa cinta adalah mendekatlah pada Allah, sang maha cinta.”
Jadi, kalau sekarang belum cinta-cinta amat dengan aturan Allah, misal kok ribet ya pakai hijab, kok aku belum siap ya kalau harus berhijab di luar ruangan, kok gini kok gitu, minta aja sama Allah agar Allah berikan rasa cinta pada kebaikan dan keshalihan orang-orang yang ada di sekitar kita, agar Allah pertemukan dengan lingkungan yang baik dan saling menyemangati dalam kebaikan.
Nah, semoga nggak ada lagi cerita galau seputar hijab ya, dear. Kalau kamu apa pernah mengalami galau saat harus mengambil keputusan berdasarkan aturan Allah? Share dong gimana ceritanya di kolom komentar ya. 🙂
Rosa says
Proses hijrah selalu menarik untuk diceritakan ya mbak
Jiah says
Pakai hijab itu ya kadang bikin galau. Pernah dulu pas awal kerja kan bosnya non muslim. Intinya gak usah hijaban gitu. Terus setahun aku gak pakai. Habis itu akhirnya milih pakai aja dan ternyata beliaunya gak banyak protes sih.