Di suatu siang sebelum perjalanan panjang menuju Hau Citumang, saya janjian buat ketemuan dengan teman blogger yang lainnya di stasiun kereta api Kiara Condong karena kereta api Serayu yang kami naiki berangkat pukul 13.10 an. Rombongan kami yang sedang menunggu lainnya duduk lesehan di depan stasiun. Saya ketemu dengan Kang Geri dan Bang Aswi sekalian ngambil tiket yang dipegang bang Aswi. Lalu ngobrol sejenak sebelum akhirnya ketemu dengan Teh Nchie dan shalat dhuhur berjamaah. Waktu ngobrol sama Kang Geri dan Bang Aswi itu saya dapet insight tentang komunitas. 🙂
Baca juga : Membuka Pintu Rezeki dengan Silaturahim
“Gimana kabarnya, La?”
“Baik, bang, alhamdulillah.”
“Tegal gimana perkembangan komunitas bloggingnya, La?”
“Ya kayak gitu, Bang. Udah banyak yang hiatus. Yang aktif sekarang fokusnya internet marketing.”
Iya, jawaban itu spontan terucap karena memang dulu 2 tahun lalu saya pegang komunitas blogging yang dulunya klub buku, ada beberapa orang yang memutuskan untuk fokus di bidang yang berbeda. Ada ya fokus jualan (online shop alias ecommerce), ada yang fokus di Google adsense dan selalu ngomonginnya earning. Wahahaha. Saya sampai bosen dengernya *ups. 😛 Dan ada lagi yang fokus nulis aja karena bingung mau mulai dari mana untuk monetize blog. Mungkin monetize blog belum ada dalam pikirannya jadi belum ada bayangan gimana gitu caranya buat dapetin uang dari aktivitas ngeblog kita.
“Iya, harusnya ada yang jadi jembatan untuk menengahi IM-ers dan blogging secara personal. Jadi tetep terakomodasi semuanya. Nggak ada anggota yang ngerasa terabaikan. Kayak Blogger Perempuan bagus tuh, La. Makanya saya ngajakin Nchie buat masuk ke komunitas Blogger Bandung, biar dia bisa ngeblend-in semuanya.”
Saya lupa detailnya, kurang lebih gitu ya yang diucapkan Kang Geri dan Bang Aswi.
Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga apa yang dikatakan Bang Aswi. Bukan karena kita beda trus jadi misah-misah sendiri. Ibarat kita pengin gigi sehat, ada banyak cara untuk dapetinnya. Salah satunya scalling, rajin sikat gigi (yang ini wajib ya), nggak minum kopi, nggak ngerokok, rajin makan buah, dll. Ada banyak cara, tapi tujuannya cuma satu kan? Kita pengin gigi tetap sehat dan itu semua bisa dilakukan mulai dari diri sendiri. Masalahnya kadang saya nggak bisa ngeblend karena nganggap dunia yang orang lain berbeda dengan yang saya rasakan. Itu bikin ada jurang pemisah. *tsah*
Yang bikin saya jadi bingung, kita mau ngobrol apa ya di komunitas blogging dengan jumlah IM’ersnya lebih banyak. Khawatir yang lain nggak nyambung gitu. Jadi di komunitas itu cuma saya dan dua orang lainnya yang suka tek-tok diskusi dan nanya-nanya ini itu. Saya ngerti sedikit tentang SEO karena pernah kerjasama dengan Dini Shanti dan Anne Ahira, itu udah lama sih, 2010 an keknya. Dan pernah jadi content writer AbiUmmi.com juga. Cuma untuk masuk ke ranah IM-ers secara total seperti teman saya, saya masih belum bisa.
Dunia internet marketing ternyata luas banget dan buat yang baru masuk itu secara ada di dunia antah berantah karena bingung mau mulai dari mana. Mana yang harus difokusin, mana yang boleh ditinggalin. Ya pada akhirnya semua dicobain sih. Saya pun pernah ikutan referral link, nggak sampai yang dapet jutaan, tapi not bad karena saya ngobrolnya sama orang yang tepat, saya dapet insight bahwa referral link nggak serumit yang dipikirkan saya dulu. Dan hasilnya pun rutin saya dapetin setiap 3 bulan sekali.
Menurut saya, itulah gunanya pertemanan sehat. Kita nggak pernah tahu dapat ilmu dari mana, bisa aja dari obrolan singkat yang nggak terlalu penting. Tapi saya suka banget sama orang yang kalau ditanya-tanya soal ilmunya dia nggak pelit buat berbagi. Nggak harus yang ilmunya advance banget sih, yang buat awam aja, itu kalau udah tahu jadi ngerasa ada ketertarikan buat kenal lebih jauh. Nanti kan juga dia bakalan nyari ilmunya lebih dalam lagi dengan hunting mentor, belajar autodidak lewat googling, atau ikutan kelas berbayar yang advance.
Baca juga : 6 Tingkatan Dalam Lingkar Pertemanan
3 Jenis Pertemanan Sehat
Kalau kata channel Youtube SuccessBefore30, ada 3 orang teman yang wajib dimiliki biar bisa sukses on the right track. Apa aja itu? Teman yang kita mentorin, teman yang jadi mentor kita, dan teman buat haha hihi alias seneng-seneng. Ya, ada 3 jenis pertemanan sehat yang bakal bikin hidup kita lebih seimbang dan berwarna. Ketika salah satunya hilang, pasti ngerasa ada yang kurang.
Kita nggak bisa selalu bareng temen yang haha hihi doang karena nanti bakalan terlena sama dunia, maunya cuma main-main aja, tapi kalau nggak ada teman buat haha hihi, nanti hidup kita tertalu fokus sama pencapaian-pencapaian dan itu bikin stress banget lho.
Kita juga nggak bisa hanya fokus dimentorin, nanti ilmunya nggak ngalir ke yang lainnya. Kita juga nggak bisa hanya mementorin aja, karena diri kita ibarat teko, kalau ngeluarin isinya terus tapi kita nggak isi diri kita dengan ilmu, gimana dong nanti ke depannya? Apa yang bakal dibagikan kalau ilmunya cuma seuprit itu aja?
Pertemanan sehat itu ya penting banget. Biar hidup jadi lebih hidup dan bikin kita juga nggak stuck di situ-situ aja. Ketika ketemu teman baru, usahakan buat nanya apa sih yang jadi valuenya dia, siapa tahu kita dapat ilmu baru yang bisa diterapkan dalam hidup kita. Nggak harus seratus persen diterima semua valuenya, ambil yang penting aja buat kita. Nanti juga bakal ada beberapa perubahan yang terasa setiap kali bertemu orang baru. Diri kita berkembang jadi lebih baik tergantung pada siapa kita dekat dengannya. Apa penjual minyak wangi atau penjual arang?
See? Cari tahu lebih banyak value yang bisa kita dapatkan dalam pertemanan kita lewat obrolan panjang. Insya Allah peluang untuk menjadi lebih baik bakalan didapat deh, yang ilmunya ini belum tentu kita dapetin dari buku. Nah, kalau kamu apa sudah punya 3 jenis teman itu? Share dong komentarnya. 😉
Rosa says
Mbak ila teman yg jadi mentor buat aku lho. Beneran. Kalo tanya apa-apa soal blog paling nyaman ya ke mbak ila.