Pertama kali ikut Trip Bromo tahun lalu bareng Ayie dan Wica. Kami dijemput agen tour di Anne Guest House pukul 12 malam dan bergabung dengan dua member lainnya yang menginap di sebuah hotel di Malang. Mobil kami menembus dinginnya malam di kota Batu hingga sampai di Wonokitri pukul 2 pagi. Sesampainya di sana, kami menunggu di mobil karena udara dingin membuat tubuh saya belum terbiasa jadi menggigil.
Para penjaja dagangan pun mengetuk kaca mobil dan menawarkan syal dan kupluk. Karena sedang butuh, saya pun membelinya seharga 10-20 rb an/pcs. Eh, ternyata pas ke toilet umum, di depan kamar mandi ada orang yang lagi tidur kedinginan. Dia penjual syal yang ngasih harga lebih murah dari yang ditawarkan tadi. Tahu gitu saya kudunya nawar pas di mobil ya. Hahaha. *medit* π
Perjalanan ke Bromo dimulai pukul 3 pagi menggunakan mobil jeep yang sudah disewa oleh agen tour. Penanda mobil pun diingat, dan kami bergabung dengan rombongan lain di parkiran Bromo untuk menuju ke lereng Bromo.Β Tak hanya saya dan keempat teman, kami pun berbaur dengan pengunjung lainnya. Kabut pekat membuat tubuh merasakan hawa dingin, namun akhirnya tubuh saya siap untuk beradaptasi dengan hawanya.
Spot foto yang paling dinanti adalah menunggu matahari pagi yang bernyembul dari balik kabut. Menanti matahari terbit seperti menanti kejutan tak terlupakan, jadi kami pun menunggu dengan harap-harap cemas sambil duduk lesehan. Adek saya membelikan saya makanan pengganjal perut. Gorengan yang bikin kami ketagihan buat ngemil, sebagai penyeimbang suhu tubuh di dinginnya Bromo malam itu.
Pas itu, saya liat ada juga beberapa pengunjung lain. Ada rombongan pendaki yang akan muncak ke Semeru loh, yang dari luar Jawa, saya lupa dia dari Sulawesi atau mana ya. Mereka langsung ngeluarin alat masak ala pendaki. Ready to go amat ya. Wkwk. Abis itu langsung masak mie ramean deh. :D. Kerenlah si mas-masnya. Mau liburan ke Jatim cuma buat numpang makan sambil menikmati pemandangan Bromo, sekalian muncak ke Semeru ini. π
Ada kejadian absurd sebenernya pas nunggu sunrise itu. Wica nanya, “Mbak Ila, itu apa ya. Yang berdiri di depan mbak lurus dari pandangan mata.” Saya udah mikir yang horor-horor aja. Hahaha. Pas ngeliat bayangan orang saya kira dia hantu tanpa kepala. Wkwk. Gusti Allah, kok bisa saya ngira gitu ya. Ini pasti kebanyakan baca cerita horor. Jadi surem gitu. xD
Ealah, pas dijelasin ama Wica, dia bilang, “Itu lho mba, ada orang lagi ciuman. Udah nikah belum itu ya.” Seketika saya memalingkan wajah ke arah yang dituju, trus ngeliatin lagi orang yang dimaksud. Lha, kok nggak nampak jelas. Ini pasti karena minus matanya nambah deh. Yang keliatan cuma gelap dan bayangan siluet yang entahlah nggak bisa mendefinisikannya. Lagian ngapain sih begituan di gunung. Merusak pemandangan aja. Pfft. -_-“
Baca juga :Β Itinerary Trip Bromo, Malang dan Batu
Malam hari di Bromo, tak lengkap rasanya jika tidak memandang langit malam dengan bintang gemintang yang indah dan berpendar cantik. Mereka bergerombol membentuk keindahan langit yang menakjubkan. Sulit dilukiskan dengan kata-kata, bahkan kamera pun tak sanggup untuk mengabadikan keindahannya. Hanya mata yang mampu merekam jejak keindahan malam itu di hati kami dengan sempurna.
Menjelang pagi, ufuk di langit bergerak perlahan, mengeluarkan semburat berwarna orange. Kami berdesakan untuk mencari spot foto yang instagramable. Bahkan ada orang-orang yang rela untuk menerobos pagar pembatas demi mendapatkan view terbaik untuk membidik keindahan cahaya pagi di Bromo.
Gunung Semeru tampak gagah menampilkan wajahnya. Satu per satu jepretan kamera mulai terdengar, hingga saya pun mulai mengabadikan keindahan alam itu. Bagi kami, cukuplah keindahan itu dibidik dengan mata dan kamera yang kami miliki, tapi jangan merusak alamnya dengan menerabas pembatas atau membeli edelweiss karena bunga tersebut adalah bunga yang dilestarikan.
Langit Bromo mulai menampilkan semburat sempurna yang membius mata. Hingga keindahan alam tersebut menggoreskan kenangan yang sulit untuk kami lupakan. Bromo, keindahan alam yang diciptakan Tuhan di bumi Indonesia, akan kami jaga keasrianmu agar anak cucu kami tetap bisa melihatmu kembali di tahun-tahun menjelang.
Baca juga :Β Perlengkapan Yang Wajib Dibawa Saat Traveling ke Bromo
Total Estimasi Biaya Trip Bromo : Rp. 500.000/orang
Tour Bromo : 330 rb
Gorengan : 20 rb
Syal + Kupluk : 30 rb
Naik Kuda : 100 rb
Tips pemandu : sukarela (20 rb an)
Tips Trip Bromo agar Menyenangkan :
- Bawa syal, jaket dan kupluk agar tidak kedinginan.
- Membawa obat pribadi.
- Bawa kamera untuk mengabadikan keindahan bromo.
- Ingat nomor mobil jeep dan minta no hp agen tour dan sopir.
- Berlatih jalan kaki dan lari setiap hari 30 menit seminggu sebelum pergi.
- Bawa head lamp agar bisa mengambil gambar dengan pencahayaan yang bagus.
Nb : Udah lama banget mau cerita tentang Trip Bromo di bulan April 2016 ini, tapi selalu kepending sama kerjaan lainnya. Pas pulang dari Bromo juga langsung dapet kabar duka, pakdhe meninggal jadi harus ngurus ini itu terkait pemakaman jadi saya nulisnya dipecah-pecah. Baru kali ini sempet nulis, itu pun nggak lengkap ya. Nanti dipecah lagi jadi beberapa postingan. Nanti kalau udah dibikin saya linkkan ke postingan ini, insya Allah. π
ope says
bulan lalu juga ke bromo tp gak secakep ini view-nya, ah. kabut dimana-mana.
dan dinginnya, masya Allah jd gak pengen balik lagi ke sana wkwk :v
lianny hendrawati says
Waah cantiknya sunrise di Bromo. Terakhir aku ke Bromo saat SMA, udah 25 th lalu π
sadawayans says
Masih belum kesampaian ke Bromo. Pengin segera mewujudkannya. Monggo mampir ke blog saya, kali2 bisa sharing tentang traveling. Salam π
Inge Maria Wibowo says
Wahh cakep yaa viewnya. Seumur hidup aku belum pernah naik gunung hehehe. Kapan2 pengen ngerasain dehh
Alaika Abdullah says
Ilaaaa, aku blm pernah ke Bromo. Mupeng ih!
Kudu agendain ini. Viewnya cakep banget!
Helena says
Aku sukaaa sunrise di Bromo. Eh di Pananjakan sih. Bagai negeri di atas awan
Yurmawita says
Serius ya bisa ke Bromo, aku belum pernah semoga suatu saat nanti nyampai ke sini
Fanny Fristhika Nila says
Aku pernah baca kalo mau naik ke area gunung gini, seperti bromo ato puncak sikunir dieng, memang jgn pas musim penghujan yaa. Kabutnya suka tebel. Pas ke sikunir aku desember, walo ga ujan, tp agak kabut. Trs besoknya niat hati lanjut ke bromo. Tp pas sampe malang, bdn tepar mba, krn msh capek dr sikunir hahahaha. jd batal ke bromonya π . Ampe skr jd blm sempet2
April Hamsa says
Happy banget mbak bisa ke Bromo, aku belum pernah #tutupmuka
Ada paket travelnya gtu ya? Jd kalau baru pertama kali ke sana mending pakai itu. TFS infonya mbak Ila π
Anindita Ayu says
Ah, Bromo!
View-nyaaa luar biasa keren!
Kapan yak bisa ke sini..
evrinasp says
waktu ke Bromo tahun 2009 kemarin aku gak kuat mbak sama dinginnya, menggigil banget, jadinya pas di sana lari-lari biar hangat
Icha faizah says
Wah seru banget pasti mba. Pengen deh nyobain mendaki gitu, hehe
esthy wika says
Baguuus pemandangannya ya mbak. Adem banget yak, jadi inget Batu di masa belum ada Jatim Park. Dinginnya bisa bikin mulut berasap, haha.. Salam kenal, tq info menariknya.