Van Hoven : Cafe Bergaya Retro Vintage di Batu Malang
Usai petik apel mandiri di kebun apel KTMA, kami pun melanjutkan perjalanan pulang. Niatnya sih pengin langsung capcus ke penginapan, sayangnya belum nemu angkot yang bisa membawa kami ke sana. Jadilah kami jalan kaki sejak pertigaan Selecta ke arah penjual apel malang yang berjejer di pinggir jalan. Sengaja jalan kaki pelan sekalian nyari apa ada warung nasi atau tempat makan yang bisa kami singgahi. Masalahnya saya sudah lapar, Ayie dan Wica juga. Jadi kami pun celingak-celinguk nyari warung makan. Setelah itu, baru mulai terlihat sebuah cafe di tepi jalan.
Kami pun menyebrang menuju cafe tersebut. Letaknya yang dekat dengan jalan raya memungkinkan kami melihat apakah angkutan masih lewat ke daerah itu atau tidak. Tapi dari pengalaman kami ke Selecta sehari sebelumnya kami sudah memperkirakan bahwa angkutan masih bisa dicari hingga jam 5 sore.
Baca juga : Sejuta Pesona Wisata Bunga di Selecta, Batu
Saat masuk ke cafe bernama Van Hoven, saya membayangkan cafe bergaya Eropa. Yang saya lihat ternyata adalah sebuah garasi rumah yang diubah menjadi cafe. Jadi ada tiga fungsi tempat makan ini yaitu cafe, resto dan distro. Cafe Van Hoven bisa memuat 30 an orang untuk sekadar berkumpul makan bersama atau menikmati kopi buatan di cafenya. Saya baru tahu kalau cafenya memang menyediakan kopi setelah melihat foto di instagram Cafe Van Hoven. Hehe. Sebelumnya saya kira tempat ini hanya tempat makan saja. Apalagi makanannya banyak yang merupakan makanan tradisional ala indonesia. Sedapnye, bikin saya makin laper liat daftar menunya.
Cafe Van Hoven terletak di tepi jalan sebelum pertigaan Selecta. Ada plang nama cafe yang berwarna hitam, terlihat kurang mencolok jika dilihat dari luar. Ada deretan kursi-kursi kayu panjang yang ditata berhadapan berpasangan dengan meja kayu. Ada beberapa wall decor bergaya retro klasik yang menampilkan gambar-gambar mobil antik zaman dulu, quote dan dandanan ala-ala retro yang dipajang di dinding sebelah berwarna hitam. Di sampingnya terdapat doodling dan hand lettering bertuliskan nama cafe. Seperti layaknya cafe kekinian lainnya, cafe ini mengusung tema kekayuan ala retro dan vintage. Jadi memang di sana sini terdapat kayu-kayu sebagai penghias ruangan baik sebagai tempat duduk, meja, nomor meja, sampai plang pengumuman pun menggunakan kayu.
Desain ala retro kini banyak menjadi pemanis di cafe-cafe, baik cafe di kota kecil maupun besar. Saya pikir di Batu tidak ada cafe seperti ini, nyatanya ada loh, hehe. Selain desain retro vintage yang nyentrik, saya menemukan juga kursi yang ditata di tengah cafe. Karena cafe ini menggunakan garasi sebagai tempatnya, jadi pintu rumah bisa terlihat dari cafe. Ada juga tulisan di papan berbunyi “Persenjatai dirimu dengan membaca”. Keren ya. Lebih keren lagi setelah tahu Cafe Van Hoven menyediakan wifi gratis juga. Di bagian distro, pengunjung bisa membeli kaos-kaos unik yang bisa dijadikan oleh-oleh. 😀
Untuk menu makanan, kami pesan menu masakan yang sesuai dengan lidah kami. Hehe. Kami memesan satu porsi nasi goreng jawa (10 rb), nasi goreng merah (10 rb), nasi lalapan ayam bakar spesial (19 rb) dan dua es jeruk (@3 rb). Nasi goreng jawa yang saya makan rasanya ada campuran sambal trasinya. Enak banget, apalagi kalo dimakannya pas lagi laper kayak saya, hehe. Saya kepikiran jadi pengin nyari kumpulan resep makanan Indonesia yang beda dari biasanya, kayak nasi goreng jawa ini. Rasanya unik aja, beda sama nasi goreng yang biasa saya beli kalo di Tegal. Jadi pas ngrasain menu ini saya kepikiran, kenapa di Tegal nggak ada yang jualan nasi goreng jawa juga ya? Padahal Tegal juga sama-sama masih di pulau Jawa. Hihi. Beda daerah emang beda cita rasa, walau sama-sama nasi goreng tetap ada ciri khasnya. 😀
Nah berhubung kami sudah kenyang, akhirnya kami berniat untuk pulang. Selain udah capek, kami juga harus beberes karena malamnya kami akan main ke Batu Night Spectacular. Seru banget petualangan di kota Batu, Malang. Rasanya jadi pengin liburan lagi. Semoga ada rezeki bisa menjelajahi bumi Allah yang seluas-luasnya. 😀
Baca juga : Batu Night Spectacular : Wahana Permainan Seru di Batu, Malang
echaimutenan says
kayu mejane apik men :O larang iku gawe cafe jeh