Saya lagi nonton drama korea Go Back Couple, ceritanya tentang suami istri yang baru saja bercerai dan merasa menyesal dengan keputusannya saat menikahi pasangannya dulu. Mereka saling mencaci dan kepingin balik ke masa lalu buat memperbaiki keadaan. Pas kebangun ternyata mereka udah ada di masa lalu tapi dengan pemikiran yang berbeda bahwa seharusnya takdir nggak berjalan begini.
Si tokoh utama balik ke zaman baheula, tahun 1999, waktu dia masih kinyis-kinyis, baru awal kuliah alias 18 tahun yang lalu. Si cewek yang ngerasa setelah nikah jadi macem babu, dengan tampilan lecek, dekil, kumel dan sama sekali nggak cantik. Bahkan dibilang sama orang yang ketemu dia di jalan, dia itu udah mirip ahjussi, padahal usianya baru 38.
Aura kecantikannya memudar seiring waktu saat beragam masalah muncul dalam pernikahannya. Masalah tentang tagihan kartu kredit yang mbrudul entah dari mana datangnya, uang bulanan yang tak pernah bisa ia sisihkan untuk ditabung, stress karena anak yang menangis saat ia harus berjibaku ngurus rumah, dan suami yang sama sekali nggak pengertian untuk berbagi tugas kelarin pekerjaan rumah. Dia mikir andai aja nggak milih suami yang salah, mungkin hidupnya bakal baik-baik aja.
Saya pikir, drama ini relevan dengan kisah teman saya yang bilang kalau setelah nikah, dia nggak mau baca buku-buku bertema pernikahan karena khawatir bakal membandingkan pernikahannya dengan orang lain. Saya kaget dong, karena saya pikir pernikahannya baik-baik aja. Yang saya tangkap dari obrolan dengannya, ia seperti menyesal dengan keputusannya dulu. Sama seperti di drama korea yang saya tonton itu.
Saat masih sendiri, bayangan pernikahan impian memang sering menghantui. Tapi saya baru sadar bahwa di luar sana ada orang yang menyesal atas keputusannya menikah. Ini ironi sih, karena jika direncanakan pun, sebuah pernikahan akan indah. Bukan berarti nggak ada drama, tapi ya… balik lagi tergantung dengan siapa kamu berjuang keras untuk menggapai mimpimu selama sisa hidupmu.
Setelah menikah bukan berarti dunia berhenti, keduanya harus saling bertumbuh menjadi lebih baik. Kamu masih bisa belajar buat mengembangkan diri. Bukan berhenti memikirkan impian yang dulu pernah dimiliki dengan alasan demi anak. Kasian sih kalau anaknya yang dijadikan alasan ketidakproduktifannya dalam hal memanage waktu.
Saya jadi ingat nasihat seorang teman yang bilang, “Kamu banyakin main, La. Banyakin kenalan dengan orang. Biar kalau udah seumuran aku, kamu nggak kesepian karena ngerasa circle pertemanannya dikit.”
Jadi, buat para jomblo *nunjuk diri sendiri* daripada sibuk ngegalau kapan jodoh dateng atau nyesel kenapa kok nggak ada yang sreg, mending rencanakan masa depanmu deh. Biar terkonsep dan nggak nyesal saat sudah menikah. Karena pernikahan pun butuh uang, butuh mikirin kapan punya rumah, mikir gimana caranya mengonsep pendidikan untuk anak, gimana mikirin nyicil nabung emas mulai dari sekarang biar nggak kaget waktu tahu tabungan pendidikan butuh sekian puluh juta. Wakakak.
Iya lho, daripada mikirin jodoh yang nggak kunjung datang, ya mending sibukin aja dengan hal-hal yang membuat hidupmu lebih berarti. Sesekali nyenengin diri bolehlah dengan liburan atau shoping. Kayak kemarin di Zalora ada diskon Harbolnas Zalora 11.11 saya pun belanja barang. Bukan berarti saya doyan belanja ya. Nggak kok, belanjanya setahun sekali udah cukup. Hehe. Saya masih suka nyari diskonan. Saya masih suka traveling bareng temen dengan budget seminim mungkin karena pengin ngerasain gimana rasanya liburan ala backpacker.
Jadi kalau kamu liat saya sering jalan-jalan atau hunting kulineran di mana gitu, itu bukan karena saya orangnya boros ya, sist. Tapi karena saya pengin hidup nggak hanya berhenti di penyesalan kenapa saya kok ngerasa dunia nggak adil ketika yang lain udah menikah dan punya anak tapi saya belum. Ih, sedih amat kesannya yak. Wkwk. 😛 Ya, daripada mikirin gitu mending hidup dibawa santai aja. 😀
Ngerencanain masa depan iya, tapi perlu juga untuk sadar bahwa kamu hidup di masa kini. Maka hiduplah dengan kekinianmu itu. Nggak terikat dengan masa lalu, pun tetap memikirkan masa depan yang bagaimana yang bakalan kamu lakukan nanti saat usia 40 tahun.
Jangan sampai nyesel dan bilang kalau masa muda jauh lebih baik daripada masa depan. Ya, karena balik lagi yaaa… hidup itu pilihan. Kita nggak punya mesin waktu untuk mengembalikan keadaan pada masa lalu, maka hiduplah di masa kini. Pilihlah hal-hal yang memang ingin dikerjakan dengan sebaik-baiknya, dan bersyukurlah atas apa yang sudah diraih saat ini. 🙂
Hairi Yanti says
Hehehe… Iya, Mbak Ila. Ada masalah yang selesai saat menikah, tapi pernikahan juga bisa memacu masalah baru. Yang penting bersyukur dan berbahagia yaa… 🙂
Saya baru nonton sedikit Go Back Couple.. sesekali ada bagian yang nyentil juga. Hehehe…
lianny hendrawati says
Jomblo, yg sudah nikah, yg sudah punya anak, ada suka dukanya tersendiri. Yang penting nggak lupa untuk bersyukur, ntar hati akan bahagia dengan sendirinya.