Bus Damri Bandung kini menggunakan armada baru. Jika dulu armada lama sering membuat saya tidak merasa nyaman karena kendaraannya sudah bobrok dan tidak layak jalan. Kini baik wisatawan maupun masyarakat Bandung bisa menggunakan fasilitas publik ini dengan biaya yang murah. Tarif untuk sekali jalan senilai 5000 rupiah. Sangat murah, kan? Rutenya saya mulai dari Dipati Ukur, lalu bergerak ke kawasan pusat kota seperti kawasan kantor walikota Bandung, Jalan Braga, Pasar Baru, dan beberapa taman tematik. Karena tujuan saya ke Jalan Braga, jadi saya turun saat bus melewati kawasan ini.
Bus Damri ini memberikan fasilitas yang lengkap layaknya busway yang ada di Jakarta. Bus berwarna biru ini memiliki kursi yang nyaman karena ergonomis alias dudukannya pas untuk istirahat. Tidak seperti kursi yang biasa ada di bus damri lama yang tidak memperhatikan struktur tubuh penumpang.
Fasilitas Bus Damri Bandung bikin Nyaman Penumpang
Apa saja fasilitas di bus Damri ini? Penumpang bisa merasakan udara yang sejuk karena ada AC, lagu yang mengalun lewat speaker bus, tempat sampah, kursi prioritas untuk manula, ibu hamil, dan ibu yang membawa anak balita. Juga ada space yang dipakai untuk penyandang difabel yang menggunakan kursi roda. Di bus Damri ini dilarang merokok, berjualan maupun membuang sampah sembarang. Jika ada keluhan seputar pelayanan publik ini, penumpang bisa melaporkan lewat sms pengaduan ke 082163250220 dengan menyebutkan kode bus yang tercantum. Bus Damri Bandung memiliki 3 rute yang berbeda. Bus yang saya pakai ini yang rute Dago-Leuwi Panjang.
Fyi, pemerintah Bandung memberi larangan tegas bagi pelaku yang membuang sampah sembarangan. Jadi jangan coba-coba buang sampah sembarangan. Heuheu. Bisa kena denda, lho. Saya melihat spanduk besar yang ada di depan kantor walikota Bandung. Ada 10 larangan yang diberikan, saya lupa apa aja, hehe. 😀
Saat pulang menuju Leuwi Panjang, saya menggunakan bus damri ini. Ternyata kursi biasa sudah penuh digunakan oleh orang lain. Sedangkan yang tersisa hanya kursi prioritas. Pak kondektur meminta saya menduduki kursi itu karena yang lain sudah penuh. Saya dan Ayie sampai bercanda karena hal ini. Katanya dia nggak mau pakai kursi itu terlalu lama. Begitu ada orang yang turun, dia langsung pindah ke kursi normal. Wekeke. 😆
Sebenarnya, penggunaan kursi umum masih sering dipakai oleh para lansia, mungkin karena menganggap bahwa usia tidak perlu dipersoalkan untuk mendapatkan kursi yang berbeda, atau malah karena ingin berada di samping pasangan yang sama-sama lansia yang sudah terlanjur duduk di kursi umum. Saya kurang tahu kenapa, tapi dua kali naik bus ini saya melihat pemandangan yang sama. Oiya, kursi prioritas ini bisa dilipat saat tidak digunakan.
Ada juga kejadian saat busnya penuh, ada penumpang yaitu pedagang yang membawa pikulan, masuk ke bus. Lalu karena tidak ada yang menggunakan space difabel, pedagang itu disuruh kondektur menaruh barang bawaannya di space difabel. Kadang penggunaan kursi masih digunakan menyesuaikan kondisi kekinian. Ya, nggak apa, asal saat ada yang membutuhkan bisa digunakan yang lebih butuh. 🙂
O iya, bus yang menuju Leuwi Panjang hanya turun sampai di terminal. Jadi jika ingin berganti kendaraan bisa cari angkutan atau bus lain yang sesuai dengan kebutuhan. Penggunaan bus Damri ini diharapkan mengurai arus kemacetan yang sudah menjadi makanan sehari-hari masyarakat Bandung. Semoga saja bus Damri Bandung ini bisa digunakan lebih bijak sehingga busnya awet ya. 😉
Keven says
Setelah sekian lama hidup di China yg sarana transportasi umumnya sangat modern, salah satu hal yg sering bikin saya ga betah di saat pulang ke Indo adalah sarana transportasi umum yg tidak memadai. Semoga perbaikan sarana bus ini adalah awal dari perubahan positif sarana transportasi di Indonesia. Semoga juga rakyatnya bisa menjaga ketertiban dan kebersihan, tidak merokok dan tidak buang sampah sembarangan di dalam bus.
Ila Rizky says
Iya, Keven. Kalo fasilitas publik kayak bus ini rusak sayang aja ya, jadi nggak bisa dipakai sama generasi berikutnya. Semoga aja awet, hehe 😀 Bandung banyak perubahan baik tata kota maupun fasilitas publiknya yang menyenangkan, bikin jadi seneng jalan-jalan di sana. 😀
Pipit says
Semoga bisnya lebih banyak lagi tersedia.. Perasaan agak jarang liatnya..