“Banyaklah mengingat kematian sebagai pemutus segala kenikmatan.”
Hari ini saya dikejutkan dengan berita duka dari seorang teman lama di jejaring social facebook. Seorang teman yang saya kenal dulu saat awal ngeblog tahun 2006 meninggal dunia. Saya kaget karena ia sama sekali tak ada kabar apapun sejak lama.
Jadi kalau ditanya kabar dia gimana saya sama sekali nggak ngerti. Kami lost contact sejak bertahun-tahun lalu, saya dan dia tak saling berkomunikasi lewat media apapun. Ia seperti menghilang dari peredaran teman-teman dunia maya. Baru satu dua tahun ini saya tahu bahwa ia masih aktif di fb tapi hanya sebatas rekan sejawatnya saja yang bisa mengakses fbnya. Kalau ditanya apa saya shock. Iya, saya sedih banget dengar kabar darinya. Sekalinya dengar kabar teman lama saya justru dapat kabar duka. Sama sekali nggak nyangka kalau usianya hanya sampai kemarin.
Waktu saya konfirmasi ke temannya, dia bilang yang meninggal memang Arini Puspita Tulus. Penyebab kematiannya masih belum tahu, tapi kemungkinan meninggal karena sakit jantung. Padahal dibanding 10 tahun lalu Arin sekarang kurus banget. Jadi kayaknya kok nggak mungkin ya kalau dia sakit jantung. Tapi wallahua’lam soal umur ya. Siapa yang tahu bakalan meninggal di usia yang sangat muda. Usia Arin seingat saya masih di bawah 25 tahun.
Ada banyak penyakit baik yang ringan seperti diare maupun berat misalnya jantung yang datang silih berganti terutama jika kita tidak bisa menjaga kesehatan baik mengatur pola makan maupun istirahat. Kematian seseorang seringkali membuat saya merenung dan menyisakan tanda tanya bagi yang masih hidup, untuk apa usiamu digunakan?
Minggu lalu pun saya dengar kabar bahwa ada anak teman yang sakit. Awalnya demam tapi akhirnya diopname. Saya kira dia sakit diare soalnya muntah dan ga mau makan sama sekali. Kalau penyebab diare dan cara mengatasinya bisa segera dilakukan insya Allah anak bakalan sehat. Tapi dia bukan diare, ternyata ada amandel yang luka di tenggorokannya.
Ada juga anak seorang teman yang sakit ispa. Berawal dari demam tinggi juga yang sampai 43 C. Padahal anak di usia di bawah 2 tahun rasa-rasanya termasuk rawan untuk sakit hingga demam setinggi itu. Beruntung kini keduanya sehat dan sudah bisa beraktivitas lagi. Jadi jangan sepelekan demam yang terlihat biasa ya, temans. Bisa jadi itu awal dari sakit yang lebih berat jadi harus segera ditangani dokter. Semoga kita selalu sehat ya. 🙂
Dedew says
Innalilahi wa Inna ilaihi rajiuun, usia manusia sepenuhnya Allah yang tahu, semoga kita bisa mengumpulkan amalan yang cukup untuk akhirat aamiin
rosa says
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, masih muda sekali ya mbak 🙁
zee says
Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un.
Apa yang meninggal itu dr Arini Puspita Tulus alumni Unsri asal Palembang bu?