Langkah kakiku berhenti di sebuah bangunan tua yang disebut sebagai Masjid Djami Pekodjan di Kawasan Pecinan Semarang. Setelah menempuh jalan kaki 8 km rute multikultural dari pukul 8 pagi, akhirnya aku menemukan tempat untuk berteduh dari panasnya udara kota Semarang. Gadis pemandu wisata dari Bersukaria Walking Tour itu mengajak rombongan kami untuk duduk melingkar dalam ruangan masjid Djami Pekojan. Kak Tia, aku memanggilnya demikian, ia seorang gadis yang luar biasa bersemangat memandu kami yang penasaran dengan sejarah di kota Semarang. Aku mengubah gestur tubuhku condong ke arahnya. Ia mengisahkan bahwa dulu Belanda sangat rasis sehingga mereka memisahkan kampung-kampung berdasarkan dari suku aslinya. Misal Pekojan dan kawasan Pecinan di Semarang. Alasannya apalagi kalau bukan untuk memudahkan mereka membumihanguskan rakyat jika tidak patuh pada pemerintah.
Aku tertegun lama mendengar kisah peperangan dengan Belanda saat itu. Sebuah strategi dilancarkan oleh pemerintah Belanda di masa itu, jika kawasan tugu itu dibuat berupa taman dan juga ada kawasan simpang lima, itu bukan tanpa sebab. Karena jika ada pemberontakan, maka rakyat akan didorong berkumpul ke tugu muda dan simpang lima lalu dibumihanguskan di sana dalam sekali libas. Ya, alasannya demi efisiensi, itulah yang melatarbelakangi sebuah bangunan didirikan di Semarang tempo dulu. Arsitektur zaman Belanda saat mereka masih menjajah Indonesia dibuat dengan detail sesuai tujuan khusus dan pihak Belanda selalu mengkalkulasi apapun yang berhubungan dengan teknik dan strategi perang. Itulah yang membuat aku semakin penasaran, apa saja kisah dibalik bangunan bersejarah di kota Semarang, kota yang pernah aku tinggali selama 7 tahun saat kuliah dan bekerja di sana.
Belajar sejarah membuat kita mampu melihat jejak peradaban dan menilai sebuah peristiwa dari sudut pandang lain. Perjalanan traveling membuat kita dapat belajar banyak hal salah satunya adalah melihat kebudayaan dari benda, situs maupun bangunan cagar budaya yang masih lestari hingga saat ini. Salah satu cagar budaya Indonesia tingkat nasional yang kumaksud adalah Masjid Djami Pekojan. Di halaman masjid Djami Pekojan terdapat banyak makam kuno. Mereka yang dimakamkan di tempat ini adalah warga di sekitar masjid yang dahulu tidak bisa dimakamkan di kampung mereka, akibat blokade VOC. Makam-makam itu kemudian direlokasi ke pemakaman umum setelah masjid ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah Kota Semarang.
Sejarah adalah lorong masa lalu yang mampu membangkitkan ingatan kita tentang sebuah peristiwa di masa lampau. Tanpa sejarah yang dapat kita pelajari dari sebuah cagar budaya, sebuah bangsa tidak akan belajar bagaimana bertumbuh menjadi bangsa yang memiliki akar kehidupan dan nilai-nilai budaya dari nenek moyang. Dengan melihat masa lampau dalam fragmen sejarah, kita bisa menelusuri jejak tersebut lalu mengejawantahkan nilai-nilai budaya yang telah ada ke dalam diri dan lingkungan. Kali ini saya akan bahas tentang cagar budaya dan bagaimana pengaruhnya bagi perkembangan peradaban, ilmu pengetahuan dan sejarah di Indonesia.
Tahukah kamu, apa itu cagar budaya?
Cagar Budaya adalah warisan budaya berwujud benda, baik itu yang berada di darat atau air. Wujudnya mempunyai massa dan dimensi sehingga dapat diraba oleh indera. Cagar budaya harus berwujud fisik dan memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan atau kebudayaan di masa lalu. (1)
Para tim ahli akan melakukan beberapa verifikasi seputar benda yang masuk menjadi cagar budaya yang berstandar nasional. Ada beberapa situs/tempat atau objek benda yang sedang diajukan sebagai Cagar Budaya Nasional untuk tahun 2019 ini antara lain : Kota lama Semarang, Wisma Nusantara, Benteng van Den Bosch, Matamenge, Kampung Adat Bena, Puri Agung Gianyar, dll. (2)
Ada lima bentuk cagar budaya yaitu : benda, struktur, bangunan, situs, dan kawasan. Sebuah cagar budaya harus berusia minimal 50 tahun dan memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan atau kebudayaan di masa lalu. Jika sudah memenuhi syarat tersebut nanti akan ada tahapan selanjutnya yaitu registrasi, verifikasi, dan setelah itu baru ditetapkan sebagai Cagar Budaya berdasarkan kajian Tim Ahli Cagar Budaya.
Nah, kali ini saya mau bahas bagaimana caranya agar Cagar Budaya yang sudah ada dan terdaftar sebagai Cagar Budaya Nasional dapat terus lestari hingga bisa terus dinikmati anak cucu kita nanti. Cagar budaya Indonesia harus dilestarikan dan dirawat agar tidak terancam punah dan hilang dari sejarah peradaban manusia.
Cara Merawat Bangunan Cagar Budaya Indonesia :
-
Membuat pencatatan data cagar budaya Indonesia
Membuat pencatatan data cagar budaya sangat penting agar bangunan tua yang memiliki nilai sejarah tidak semakin punah. Banyak bangunan lama di kawasan kota Lama Semarang yang dulunya merupakan rumah dan kantor milik perseorangan, kini sudah mulai didata oleh pihak pemerintah daerah. Selain itu perlu juga pemugaran bangunan lama tersebut agar tetap layak digunakan. Saat ini pendataan cagar budaya bisa melalui situs https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id
Selain itu juga diadakan workshop berisi pembekalan materi seputar cagar budaya antara lain :
- Kebijakan pelestarian cagar budaya
- Registrasi nasional cagar budaya
- Metode dokumentasi cagar budaya
- Pengumpulan data arkeologi
- Praktek lapangan
- Pengenalan laman registrasi nasional cagar budaya
Tahun 2019 ini, pemerintah menargetkan percepatan target pendaftaran dan verifikasi Registrasi nasional sebanyak 14.000 objek yang akan didaftarkan menjadi cagar budaya.
-
Cagar Budaya difungsikan oleh masyarakat sebagai tempat ibadah maupun wisata
Selain itu, ada juga contoh lainnya yaitu di kawasan kota lama Semarang. JIka ingin kawasan Kota Lama dijadikan seperti Melaka yang sudah masuk kawasan 10 Top Destinasi di Asia, maka perlu ada terobosan baru yaitu memugar bangunan lama menjadi diperbarui, selain itu membuat bangunan lama tersebut layak ditinggali, misalnya digunakan sebagai restoran, kantor, rumah ibadah, museum maupun galleri seni sehingga cagar budaya tersebut tidak hanya seperti sebuah reruntuhan saja yang tanpa nilai guna. Karena itu perlu dilakukan pemugaran dan perawatan bagi cagar budaya tersebut secara berkelanjutan. Seperti gereja blenduk yang merupakan salah satu cagar budaya, kini masih digunakan sebagai tempat ibadah dan bangunan Lawang Sewu dan Tugu Muda di Semarang yang digunakan sebagai tempat wisata bersejarah atau heritage.
Selain itu adanya upaya unuk menjadikan kawasan kota Lama sebagai pusat wisata di Semarang yang diharapkan dapat mendatangkan wisatawan mancanegara, maka perlu juga untuk membuat kabel listrik di dalam tanah sehingga saat orang memotret cagar budaya di kawasan kota lama, suasana kawasan tersebut lebih tertata rapi dan tidak membuat pusing dengan tiang dan kabel listrik di mana-mana. Upaya ini sudah mulai dilakukan di Semarang, hanya saja belum sepenuhnya selesai karena masih proses renovasi dan pembaruan kawasan Kota Lama Semarang.
-
Teknologi QR Code untuk pemindaian data dan pengenalan Laman tentang Cagar Budaya
Dalam mengenalkan cagar budaya dan benda-benda bersejarah yang ada di dalamnya, pemerintah bisa bekerjasama dengan perusahaan IT untuk menciptakan QR Code unik. QR Code unik ini bisa discan lalu info tentang benda cagar budaya tersebut dapat dipelajari dan dibaca oleh pengunjung dengan mudah. Jadi kalau pengunjung kekurangan waktu selama explore di tempat wisata yang merupakan kawasan cagar budaya yang luas, maka pengunjung tetap bisa mempelajarinya dari scan QR Code tersebut yang mengarah ke website situs cagar budaya. Selain itu juga bisa dibuat Quiz yang interaktif dengan pengunjung melalui monitor layar yang menampilkan informasi seputar Cagar Budaya tersebut sehingga pengunjung makin tertarik untuk mempelajari tentang sejarah dan budaya bangsa ini. Dengan demikian Cagar Budaya akan tetap lestari dan tidak punah dimakan zaman.
-
Teater tradisional di sekitar cagar budaya
Musik, tarian, dan nyanyian tentang kisah babad tanah jawa atau pun yang berhubungan dengan sejarah kerajaan dapat menjadi alternatif untuk mengenalkan nilai budaya sebuah cagar budaya di tanah Jawa. Dengan membuat panggung teater tradisional di dekat cagar budaya di Jawa, baik Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat maupun DIY Yogyakarta, maka nilai sejarahnya akan semakin kental. Teater ini bisa dilakukan di waktu-waktu tertentu misalnya bulan purnama agar pertunjukan semakin mempesona dengan keindahan cahaya bulan, ataupun rutin dilakukan setiap dua pekan sekali untuk melestarikan kesenian dan budaya yang ada. Di dalam teater tradisional itu kita dapat melihat pertunjukan tarian, serta permainan alat musik tradisional.
-
Menyewakan pakaian tradisional di lingkungan cagar budaya
Melihat situs atau bangunan cagar budaya tanpa merasakan sensasi budaya tersebut rasanya kurang greget ya. Itulah sebabnya beberapa cagar budaya perlu membuat terobosan baru misalnya disediakan tempat persewaan pakaian tradisional untuk digunakan oleh turis asing maupun turis lokal. Dengan menggunakan pakaian tradisional dan merasakan menjadi penduduk lokal di zaman dulu, pengunjung bisa merasakan denyut nadi sejarah dari cagar budaya tersebut. Misal : menggunakan pakaian jawa berupa kebaya, batik, lurik, blangkon untuk digunakan di Lawang Sewu tentunya akan membuat orang dapat merasakan sensasi yang berbeda dan semakin lekat dengan sejarah cagar budaya tersebut.
-
Sensasi kuliner lokal berbalut tradisi budaya
Bagi orang Indonesia minum teh sangat menyenangkan dan menjadi keunikan tersendiri. Dengan memadukan budaya dan kearifan lokal, kita dapat mengangkat keragaman budaya tersebut sehingga tetap lestari. Misalnya saja saat kita mengunjungi Keraton Kasunanan Cirebon, pengelola cagar budaya dapat membuat terobosan dengan membuat jamuan minum teh sehingga pengunjung dapat merasakan aura kerajaan tempo dulu saat Putri Kerajaan China disunting oleh Raja Cirebon. Melihat akulturasi budaya antara China dan Jawa di dalam Kasunanan Cirebon kita dapat juga belajar bagaimana caranya membuat keramik, karena banyak juga ornamen keramik unik khas China yang bermotif khusus hadiah dari berbagai utusan kerajaan di dalam kasunanan Cirebon.
Nah, kalau menurutmu, apa saja hal-hal yang bisa membantu pemerintah merawat cagar budaya di negeri ini? Yuk Share komentarmu di bawah ini ya. 😉
Yuk Ikutan Kompetisi Cagar Budaya Indonesia Rawat atau Musnah
Amir says
Cagar budaya emang Kudu di rawat ya. Kalau enggak bisa punah dan hilanglah sejarah pentingnya
Inuel says
Selalu exited sama cagar budaya yang masih ada sampai sekarang. Pengen ih kayak Ila.. bisa Travelling nikmatin banyak keindahan Indonesia, semoga nanti bisa main sama anak anak… 😍