Menjual rumah sama seperti mencari jodoh. Gampang-gampang susah. Gampangnya dua kali, susahnya sekali. Kelihatan bahwa sebenarnya menjual rumah bukan aktivitas yang sulit kan? Kalau Allah sudah berkehendak maka mudah bagi-Nya untuk membagikan rezeki pada hambanya. Sangat mudah hingga tidak akan terhalang apa pun juga. Seperti jalan tol yang mulus, rezeki itu seolah diberikan langsung di muka sang penerima. Ya, sangat mudah bagi Allah. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Kamu percaya hal ini? Jika belum percaya, bacalah kisah keajaiban rezeki yang saya tulis ini.
Kisah Penjual Rumah yang Menjual 500 Juta dengan Mudah
Keajaiban rezeki pertama dirasakan oleh seorang tetangga yang ingin menjual rumahnya dengan harga 400 juta rupiah. Harga rumah yang ia jual cukup normal untuk ukuran rumah di kota Tegal. Saya kira harga ini harga yang sudah fix namun ternyata saya salah. Ibu saya memberi tahu bahwa ada orang yang menawar harganya dengan sangat tinggi. Rangenya berjarak hingga 100 juta. Yes, harganya naik jadi 500 juta dari penawaran awal 400 juta. Sebenarnya hal ini terjadi karena rumah tersebut ditawar oleh seorang mantan walikota. Karena harga yang ditawarkan langsung merujuk pada harga 500 juta, orang yang awalnya ingin membeli akhirnya menyamakan harganya dengan penawaran mantan walikota. Glek. Benar-benar sulit memprediksi sebuah rezeki ya?
Jika yang lain bingung mencari pembeli, tetangga saya ini malah mendapatkan dua pembeli yang sama-sama ngotot ingin memberi harga lebih dari yang diminta. Begitulah karakteristik rezeki. Ia datang tidak dalam bentuk yang mudah diprediksi, baik takarannya, siapa yang akan memberi, dan kapan waktu kedatangannya. Jika pun bukan sekarang, ia akan datang nanti saat kita benar-benar butuh rezeki tersebut. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Kisah Kenaikan Jabatan yang Tertunda
Saya ingat lagi ada cerita tentang kenaikan jabatan di sebuah instansi. Bapak saya berusaha mengirimkan aplikasi untuk mendaftar kepala sekolah tapi tidak tembus juga, hingga dua atau tiga tahun setelah daftar baru diterima. Ternyata, keajaiban rezeki menempati urutan waktu yang tepat. Justru saat bapak mendapat kebaikan jabatan itu, memang sedang butuh banyak dana untuk urusan kuliah anak-anaknya.
Jadi, siapalah kita yang bisa dengan mudah mengatakan bahwa Allah tidak adil menakar rezeki. Mengatakan bahwa rezeki tersebut terlalu sedikit atau bahkan datang terlambat. Bisa jadi itu adalah saat yang tepat untuk sekarang. Nanti jika sudah waktunya, kita akan dengan riang mengatakan bahwa Allah mengetahui kebutuhan hamba-Nya, tersebab Allah lebih sayang pada kita lebih dari seorang ibu yang mengasihi anaknya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Berbahagialah agar Syukur Kian Terulur
Berbicara tentang rezeki maka kita akan paham bahwa syukur adalah fondasi terbesar selain percaya bahwa Allah sang pemberi rezeki terbaik. Syukur akan membuat kita mendapatkan rezeki yang lebih besar lagi. Sudah tidak asing dengan ayat tentang syukur, kan? Bahwa jika kita bersyukur atas nikmat kecil maka Allah akan menambahkan nikmat yang lebih besar lagi. Maka agar syukur kian terulur, bersyukurlah terus menerus atas segala nikmat yang Allah beri pada kita selama hidup di dunia.
Banyak berdzikir pada Allah akan membuat seorang mudah terkabul doanya. Seorang teman saya pernah menghadiahi tasbih digital untuk menunjang kebiasaan dzikir di mana saja ini. Semoga Allah memberikan ketenangan dan kebahagiaan pada kita. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
cucukakek says
Dan rejeki sekiranya bukan sekedar harta (uang) semata tetapi teman, sahabat, atau pun keluarga juga merupakan rejeki yang Allah SWT berikan.
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
Rosa says
Biasanya rizki dr arah yg tidak di duga2 justru rasanya jauhhh lebih bikin hati buncah oleh rasa syukur ya mbak…
evisrirezeki says
Subhanallah, adem banget baca artikel ini. Makasih Illa ^^
cputriarty says
jadi meleleh hatiku nih mba kayak siraman rohani aja…peace all mba ilarizky 🙂
Nur Aliah says
merinding bacanya..makasih mba ila udah di ingetin..