Piknik itu Penting : Eksplorasi Sejarah hingga Jati Diri

Punya adek yang hobi jalan-jalan itu rasanya bikin iri. Pasalnya adek saya itu sering banget pergi jalan bareng teman, dan itu diagendakan jauh-jauh hari. Rasanya dulu waktu saya kuliah nggak sesering itu pergi bareng teman. Paling kalau pas teman pulang ke rumah, saya sempat nebeng ikutan. Itu pun jika diizinkan. Karena pengalaman jalan-jalan yang super minim, saya jadi kepingin banget buat mengeksplor beberapa tempat jika ada waktu luang. Inilah yang saya lakukan beberapa bulan terakhir. Jalan-jalan ke Purbalingga ikut rombongan study tour, ke Surabaya sekaligus meliput PPI 2015, dan sebulan kemudian lanjut lagi ke Jakarta sekaligus singgah ke Bandung dan Sumedang. Well, rasanya capek di perjalanan sepadan dengan pengalaman yang didapat.

foto berempat bareng mba Indah, Fendi, dan Sandi di Crystal Cafe Quest Hotel Surabaya saat event PPi 2015 berlangsung Agustus 2015. (doc : Sandi Iswahyudi)

Kenapa piknik itu penting?

Ngapain sih piknik? Udah capek, buang-buang duit pula! Banyak yang bilang begitu, tapi saya percaya bahwa saya bisa mendapat banyak hal seputar life experience yang hanya bisa saya temukan saat saya melakukan perjalanan. Perjalanan adalah bagian dari menemukan diri sendiri. Yap, jati diri. Siapa sih saya ini? Kalau lagi down dan pengin nyerah dengan impian, saya melihat sekitar. Ada banyak orang yang bisa saya temui di jalan, di bus, di angkot yang memberi saya kekuatan untuk menyemangati diri agar tidak mudah menyerah dalam mewujudkan impian.

Contohnya waktu saya ke Bandung akhir tahun 2014, saya beli minuman di dekat jembatan Cicaheum. Ternyata penjualnya–maaf- disabilitas. Saya bersyukur bisa bertemu orang tersebut, karena membuat saya yakin bahwa Allah memberi saya kesempatan untuk berlibur bukan hanya sekadar untuk merefresh pikiran tapi juga ruhani saya. Untuk bisa lebih peka pada sekitar, dan lebih banyak bersyukur. Jika mereka saja yang memiliki keterbatasan tidak menggugat Tuhan atas apa yang mereka rasakan, mengapa saya sudah menyerah jika diberi ujian?

melihat budaya masyarakat daerah lain (doc : pribadi)

Lewat perjalanan piknik, saya juga ingin mewujudkan kemampuan untuk belajar mandiri. Bikin itinerary sendiri, merancang budget dan waktu yang disesuaikan dengan kondisi keuangan alias isi dompet. Penting banget lho. Apalagi jika perjalanannya bakal keluar kota, apalagi jika keluar negeri. Rasanya persiapannya harus matang. Bikin saya banyak mikir untuk prepare banyak hal. Biar pikniknya makin asyik dan saya bisa menyerap apapun yang Tuhan sediakan untuk membuat saya lebih siap keluar dari zona nyaman saya selama ini.

Keinginan untuk terus memperbaiki diri saya rasakan saat melakukan piknik. Misalnya saja saat ke PPI 2015. Bertemu dengan teman dan menemukan budaya yang berbeda membuat saya haus untuk selalu belajar beradaptasi dengan suasana baru. Melihat teman mendapatkan pencapaian tertentu, saya jadi berpikir untuk bisa mencapai titik tertentu juga. Tidak berhenti di sini saja.

Oh iya, Bogor sudah lama menjadi kota incaran sejak seorang teman dari Bogor memberi saya hadiah berupa teh herbal. Kalau saya ke Bogor, saya ingin bisa bersilaturahim dengan teman dunia maya saya ini, mba Afifah. (baca di sini) Semoga saja bisa suatu saat singgah ke kota yang udaranya dingin ini ya. Dulu saya kepingin kuliah di Bogor, sayang orang tua tidak mengizinkan karena faktor kesehatan. Dianggapnya asma yang saya derita dulu itu bisa membuat saya kesulitan beradaptasi dan kuliah dengan lancar jika diterima di IPB. Jadi karena restu orang tua tidak saya dapatkan, Bogor masih menjadi kota wishlist yang ingin saya kunjungi suatu hari nanti.

Kalau Liburan di Bogor mau ngapain aja?

Saya pengin napak tilas pengalaman dulu. Saya ingin ke Masjid yang ada di puncak itu lho. Suasananya adem dan dekorasi masjidnya juga unik. 😀 Norak ya, hihi. Biarin deh. Saya betah banget di sana waktu piknik bareng teman-teman kuliah, hanya saja singgah sebentar untuk shalat.

Trus, target kedua, pengin nyicip macaroni panggang dan roti unyil yang ngehits itu. Karena ada teman blogger yang rekomen makanan ini, padahal dia orang Malang. Jadi karena penasaran, saya ingin memasukkan dua makanan tersebut ke wishlist.

Trus, yang ketiga, saya ingin mengunjungi museum di Bogor. Katanya ada 10 museum ya. Buat saya museum itu tempat yang unik dan wajib dikunjungi. Waktu saya ke Bandung, saya sempat mampir ke Museum Pos, Museum Geologi dan Museum Konferensi Asia Afrika.

Nah, di Bogor ini ada banyak museum antara lain ; museum zoologi, museum peta, museum perjuangan, museum tanah, museum Etnobotani Bogorienses, museum Herbarium Bogoriense, museum mobil dan keramik, museum balai kirti, museum pasir angin dan museum anti narkoba.

salah satu museum incaran saat nanti berlibur di Bogor hehe(doc : hellobogor.com)

Mengapa ke museum? Karena selain ke museum biayanya murah *uhuk, penting banget ini ya, mak*, juga saya bisa cerita ke anak sekolah yang saya kasih les sambil menunjukkan fotonya. Kadang ada materi pelajaran yang ternyata berhubungan dengan museum lho. Jadi beruntung juga piknik ini penting buat nambah wawasan saya seputar tema-tema yang mungkin udah jadul tapi biar tetap kekinian saya harus terus mengupdate info termasuk lewat piknik ke museum ini.

Nah, itu rencana liburan di Bogor ala saya, kalau teman-teman gimana? 😀