Ada banyak jenis dan kualitas batik di Indonesia, namun kali ini ijinkan saya untuk mengenalkan potensi batik dari tanah Kab. Batang. Nah, apa kamu pernah dengar nama Batik Rifaiyah? Apa itu Batik Rifaiyah? Yuk cari tahu infonya bareng saya yaa. 😉
Batik Rifaiyah, Jejak Budaya dan Sejarah yang Menyatu dalam Corak Motif Kain Batik Khas Batang
Batik Rifaiyah berasal dari desa Kalipucang Wetan, Kab. Batang. Desa wisata ini memiliki potensi yang layak untuk dijadikan destinasi wisata baik nasional maupun internasional. Batik Rifaiyah juga dikenal dengan istilah unik yaitu batik tiga negeri. Batik Rifaiyah ini memiliki nilai sejarah dan menjadi salah satu batik tertua di Indonesia.
Keunikan Corak Motif Batik Rifaiyah
Awalnya saya mengira bahwa batik Rifaiyah ini hanya menggunakan coretan motif khas pantura karena Batang masih masuk kawasan pantura, namun ada yang berbeda dalam motif Batik Rifaiyah.
Dalam batik Rifaiyah, motif mozaik binatang tidak digambarkan secara utuh. Motif batik Rifaiyah yang dilukiskan di atas kain tidak boleh menggunakan gambar makhluk hidup selain tumbuh-tumbuhan, kecuali yang sudah mati atau yang sudah terpotong. Jika kita menggambar burung, tidak ada kepala burungnya, hanya badan dan ekor saja, atau digabungkan dengan motif flora atau tumbuhan.
Batik Rifaiyah merupakan batik yang lahir dari proses akulturasi budaya di tanah jawa khususnya di Kalipucang Wetan, Kab. Batang. Batik ini lahir di antara umat Rifaiyah. Rifaiyah sendiri adalah ajaran Islam yang berasal dari seorang ulama bernama KH. Ahmad Rifai melalui kitab karyanya, Tarajumah. Beliau hidup di tahun 1786-1869 dan menyebarkan ajaran Islam di Batang.
Salah satu ajaran Tarajumah ini melarang penggambaran makhluk hidup selain tumbuh-tumbuhan (flora) yang menyesatkan aqidah, kecuali yang sudah mati atau terpotong. Jika ada gambar hewan yang masih hidup maka hukumnya haram untuk dipakai sebagai pakaian.
Ajaran KH Ahmad Rifai inilah yang kemudian diadaptasi menjadi motif floral di batik Rifaiyah. Meskipun terkesan floral, batik ini sebenarnya masih menggunakan bentuk-bentuk bagian hewan (fauna) yang terpotong dan tidak utuh, sehingga motif fauna disamarkan dan tampak terkesan floral.
Kini sudah ada 24 jenis motif Batik Rifaiyah yang sudah dibuat dan dikreasikan sebagai bagian dari modernitas yaitu motif batik pelo ati, kotak kitir, banji, sigar kupat, lancur, tambal, kawung ndog, kawung jenggot, sairis, dapel, nyah pratin, romo gendong, jeruk no’i, keongan, krokotan, liris, klasem, kluwungan, jamblang, gendaghan, dan wagean. Beragam motif tersebut memiliki makna spiritual masing-masing.
Harga Jual Batik Rifaiyah Menembus Angka yang Fantastis
Batik Rifaiyah memiliki keunikan yaitu memiliki coraknya yang khas dan nilai seni yang tinggi. Harga 1 lembar batik rifaiyah bisa menembus angka 1,5 jt rupiah. Harga yang cukup fantastis mengingat pembuatan batik ini sangat memakan waktu karena dikerjakan dengan detail dan ketelitian tingkat tinggi. Selain ini proses pembuatan batik rifaiyah sendiri memiliki pesan religius yaitu mengingatkan manusia untuk selalu menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya.
Proses Pembuatan Batik Rifaiyah
Dalam pembuatan batik Rifaiyah ada tradisi yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu dengan sholat dhuha terlebih dahulu. Selain itu membatik juga dilakukan dengan menyanyikan kidung syair berbahasa Jawa dan Arab yang berisi nasihat kepada manusia dan lingkungan alam semesta.
Dalam tradisi batik secara umum, “nglowongi” merupakan proses awal seorang pembatik merencanakan desain batik di atas kain putih yang akan dibatik. Pekerjaan “nglowongi” didahului proses menjiplak pola yang telah disiapkan di helaian kertas sebagai master desainnya. Dari pola itu ditransfer dengan pensil ke kain mori. Lalu, selanjutnya pekerjaan nglowongi tinggal mengikuti sketsa pensil jiplakan itu.
Batik Rifaiyah : Batik Persembahan Perempuan Rifaiyah Untuk Calon Suami
Perempuan Rifaiyah piawai membatik Rifaiyah tanpa sketsa. Ya, mereka langsung memainkan canting dan lilin di atas kain mori yang sudah direndam menggunakan minyak kacang selama 5 hari. Proses merendam kain ini dinamakan Kenthelan. Kenthel berasal dari bahasa Jawa. Kata Kenthel dalam bahasa Indonesia artinya kental. Kekentalan minyak ini akan mempengaruhi kualitas kain mori sebagai bahan untuk kain batik. Inilah yang membuat batik Rifaiyah menghasilkan karya yang indah.
Selain itu, Batik Rifaiyah juga dibuat dalam dua sisi kain (bolak balik) dengan proses manual alias membatik dengan tangan, bukan dengan mesin modern seperti batik cap maupun printing yang sudah dilakukan di Pekalongan.
Workshop Batik Rifaiyah
Jika kamu ingin belajar membuat batik Rifaiyah, kamu bisa berkunjung ke Desa Wisata Kampung Batik Rifayah. Di sana ada Galleri dan Workshop Batik Rifaiyah yang beralamat di Jalan Mataram No. 20, Kalipucang Wetan, Kec. Batang, Kab. Batang, Jawa Tengah, 51216.
Batik Rifaiyah pun sudah populer dan mampu menembus pasar internasional. Itu sebabnya penggemar batik Rifaiyah bukan hanya berasal dari wisatawan lokal namun juga wisatawan mancanegara.
Buat kamu yang mau ikutan workshop batik rifaiyah bisa hubungi kontak di flyer berikut ini yaa 😍
Cp : Mutmainah (0857-8615-8494)
Leave a Reply