Museum Pos Indonesia merupakan bangunan lama yang masih diberdayakan hingga sekarang sebagai museum. Awalnya saya memutuskan untuk masuk ke Museum Pos Indonesia karena letaknya dekat dengan Museum Geologi, jadi lebih mudah diakses oleh kendaraan umum seperti damri. Karena saya ke Museum Geologi dan makan siang di Pasar Cisangkuy, jadi untuk menuju Museum Pos Indonesia ini, saya jalan kaki melewati Taman Lansia.
Museum Pos Indonesia memiliki bangunan bergaya Belanda yang masih terawat dengan baik hingga sekarang. Warna putih mendominasi dinding bangunan. Museum ini mengingatkan saya pada bentuk dinding Lawang Sewu, Semarang. Di bagian depan, Ayie bertanya pada petugas yang berjaga untuk masuk ke Museum bagaimana prosedurnya. Ternyata kami hanya tinggal masuk saja ke Museum, mengisi daftar hadir sebagai tamu, lalu oleh petugas yang berjaga diberi brosur tentang museum ini.
Museum Pos Indonesia berdiri sejak tahun 1931 dengan nama museum ptt (pos, telepon, telegrap) bertempat di kantor pusat pos Indonesia. Museum ini terbuka untuk umum. Awalnya museum ini hanya menyajikan benda koleksi sebatas perangko, baik perangko dalam negeri maupun luar negeri. Menyadari pentingnya peran dan fungsi museum sebagai sarana pendidikan, informasi dan rekreasi untuk generasi muda, maka dilakukan renovasi agar museum dapat memelihara dan melestarikan kekayaan budaya. Sekarang, Museum Pos Indonesia ini menambah koleksinya dengan memberikan nilai sejarah pada benda-benda yang dipamerkan, antara lain : peralatan, visualisasi, diorama, kegiatan layanan pos, dll.
Di bagian depan ada gambar banner bergambar aneka perangko yang berjejer rapi. Perangko ini bermacam-macam bentuknya, ada yang kecil maupun besar. Untuk foto, sangat bagus karena pencahayaan dari depan pintu masih memungkinkan.
Pengunjung bisa masuk ke ruang pameran koleksi benda bersejarah yang berhubungan dengan perangko, pos, dll di ruang basement. Seperti beragam perangko yang bergambar presiden baik dalam negeri maupun luar negeri, ada juga perangko yang lain.
Kekurangan Museum Pos Indonesia :
Ada bagian yang tidak menyenangkan saat saya dan Ayie masuk ke bawah. Masalahnya, museum ini terletak di ruang bawah tanah, sehingga di dalam udaranya jadi dingin. Sedangkan ada patung yang juga dipamerkan dan lampu yang berkedip-kedip. Hasilnya, saya dan adek takut untuk masuk ke dalam lebih jauh. Sedangkan kami tidak ditemani oleh guide untuk menjelajah area museum pos indonesia ini.
Saat keluar, ada beberapa anak remaja berpakaian SMP yang sedang bergerombol sambil selfie. Mereka akan membuat tugas sekolah membuat reportasi tulisan tentang Museum Pos Indonesia. Kami yang sama-sama penakut akhirnya janjian untuk masuk sembari foto-foto untuk bagian tulisan. Tetap saja beberapa anak akhirnya memutuskan untuk selesai tour di museum ini karena suasana horor. Mungkin ini satu-satunya kekurangan museum pos Indonesia. Suasananya yang kurang menunjang untuk dikunjungi lebih lanjut karena udaranya yang terasa membuat bulu kuduk merinding.
Overall, museum ini bagus untuk para pencinta benda-benda pos karena mengingatkan saya pada hobi masa kecil yaitu filatelis. Meski perangko kini sudah mulai ditinggalkan oleh peminatnya karena kecanggihan tekhnologi, namun saya rasa di luar sana masih banyak para pemburu perangko yang masih membagi pengalaman menyenangkan berburu perangko dengan saling berkirim pesan lewat kartu pos maupun surat. Nah, apa kamu termasuk penggemar benda sejarah? Museum Pos Indonesia ini bisa dijadikan salah satu destinasi wisata wajib yang dikunjungi saat berlibur di Bandung. 😉
Museum Pos Indonesia
Jl. Cilaki 73 Bandung 40115
Buka untuk Umum
Hari : Senin – Jumat (Pukul 09.00-16.00 WIB), Sabtu (Pukul 09.00-13.00 WIB)
No Telp : (022) 4206195 Pes. 153
Fax : (022) 4206847
Email : museumposindonesia@gmail.com
Keke Naima says
saya udah 2x ke museum geologi tapi gak tau ada museum ini. Berarti harus ke sana lagi. Thx, ya 🙂
Afifah says
Kalau lihat dari foto depannya, kayaknya pernah lewat deh. Cuma lewat.
Kalau ada yang horror-horror gitu, malah jadi pengin masuk (loh?).
Akhmad Muhaimin Azzet says
Sepeda tua dengan kotak plang besi di depan yang besar itu antik bangeeet 🙂
Irwin Andriyanto says
cocok nih untuk para kolektor bendabenda pos 🙂
riafasha says
wahh mbak rame ya pengunjung museumnya
kalo museum dibengkulu lebih horor lagi karena yang kesana bisa diitung jari hehee
oka nurlaila says
baru tau ada museum pos Indonesia. meskipun suasananya horor, tapi tetap penasaran kesana kalau nanti ke bandung. Mau liat prangkonya. Tapi kayaknya prangkonya yg udh lama ya mbak???
Semoga pemerintah segera memperbaiki kondisi museum nya ya mbak. Seperti negara di luar yg menjadikan museum-nya sebagai daya tarik tempat wisata yg menyenangkan.
Hidayah Sulistyowati says
Ngakak baca yang barengan anak SMP, penakut ditemani penakut, jadinya ya tetep horoooor 😀
Rinrin Rinjaniah says
Sepertinya di semua tempat, kantor pos itu bangunan lama yah? Di Medan juga kantorposnya termasuk bangunan lama, suka deh masuk ke bangunan lama..
diah siregar says
sayang juga ya kalau sampai pada takut berkunjung karena kesan horornya.
btw, saya dulu waktu kecil juga hobi filateli, sampe kuliah malah masih suka surat-suratan walaupun waktu itu udah ada handphone dan bisa email-emailan.
Anisa Ae says
Eh??? Baru tau ada museum pos.
Lia Harahap says
Museum di Indonesia sudah harus mulai diperhatikan oleh pemerintah ya. Supaya semakin banyak yang mau datang ke museum.
Heri says
kayaknya bagus nih malam tahun baru ke tempat wisata bandung especially museum pos