Tebing Keraton : Wisata Alam Kekinian di Bandung
Awal saya tahu tentang tempat wisata bernama Tebing keraton dari seorang teman yang rajin ngepost foto jalan-jalannya selama weekend. Berhubung saya memang jarang liburan hanya sesekali aja, maka saya memasukkan wishlist liburan ke Tebing Keraton dalam sebait doa. Ya, siapa tahu bisa terwujud kan? Masalah terbesar sebenarnya bukan di biaya tiket masuknya, tapi niat buat ke sana. Hehe.
Saya bisa aja ke Bandung buat liburan sendirian bareng adek, tapi pertanyaan yang sering menghantui kami saat liburan adalah “Kita ke sana naik apa ya? Bisa dijangkau pakai angkot nggak?” Hehe. Ya, sesederhana itu sebenarnya. Soalnya kita angkoters sejati yang kemana-mana suka ngangkot kalau pas kepentok liburan panjang. Sayang kan nggak bisa liburan hanya karena nggak bisa dijangkau pakai kendaraan umum yang murah-able di kantong backpacker. Hehe. Berhubung pas ke Bandung bawa mobil dan supir, jadi kami minta diantar ke Tebing Keraton yang susah dijangkau pakai angkutan.
Baca juga : Masjid Al Imtizaj Bandung, Masjid Unik ala Tiongkok
Tebing Keraton jadi pilihan liburan saat saya ke Bandung tanggal 21-23 Oktober 2016. Tanggal 22 Oktober 2016 ada jatah dua orang pendamping wisuda adek di ITB. Sedangkan anggota keluarga lainnya nggak bisa masuk ke dalam gedung tempat wisuda berlangsung karena acara memang dikhususkan untuk wisudawan dan pendamping saja (ortu). Jadilah kami yang nggak kebagian jatah masuk gedung lebih milih buat jalan-jalan ke tempat wisata sebentar sampai jam 12 an. Karena katanya jam 12 sudah selesai, siang jam 2 an acara dilanjut untuk wisudawan sendiri bareng dengan teman-teman jurusannnya untuk pawai arak-arakan.
Pilihan jalan-jalan pun jatuh ke Tebing Keraton dan Tahura (Taman Hutan Raya Djuanda). Berangkat dari penginapan di kawasan Dago ke Tebing keraton pukul 7 pagian. Jalanan masih agak sedikit lenggang jadi kami bisa segera sampai ke kawasan Dago atas menuju Tebing Keraton. Tebing Keraton ini masih masuk kawasan Taman Hutan Raya Djuanda(Tahura), jadi jangan khawatir kejauhan ya, hehe. Tempat wisata Bandung ini memang sedang jadi tempat wisata ngehits ala anak-anak instagramer. Jadi bagi yang suka berlibur dengan nuansa alam pas banget main ke sini.
Tebing Keraton merupakan tempat wisata yang baru, jadi masih ada beberapa spot yang sedang dibangun di dekat tempat parkir. Ada juga warung makan yang sudah buka di jam 7 pagi. Selain itu ada mushola kecil dan toilet. Ada juga saung khusus untuk menjual souvenir tebing keraton jadi kalau yang mau belanja-belinji souvenir bisa banget beli di sini.
Baca juga : 7 Oleh-oleh Murah yang Sering Dibeli Wisatawan
Tebing Keraton : Wisata Alam Kekinian d Bandung
Jadi, Tebing Keraton itu apa, sih? Ya, tebing aja, hehe. Tebing yang dijadikan tempat wisata karena dari sana bisa melihat pemandangan alam yang indah banget dari atas tebing. Dulu memang tebingnya masih alami saat ditemukan seseorang dan diberi nama Tebing Keraton. Sekarang karena sudah dijadikan tempat wisata, Tebing Keraton sudah diberi pagar pembatas dan dikenai tiket masuk. Untuk tiket masuk wisatawan lokal seharga 12 rb sudah termasuk asuransi. Kalau tiket masuk wisatawan mancanegara (wisman) seharga 52 rb sudah termasuk asuransi. Untuk foto komersial seperti pre wedding akan dikenakan biaya masuk sebesar 200 rb.
Untuk naik ke tebing keraton harus melewati jalan yang curam, jadi nggak bisa sembarangan kendaraan bisa naik ke sana, selain karena jalannya hanya bisa muat 1 mobil saja. Jadi tempat parkirnya pun beda. Kami memarkir mobil di jalanan tempat orang jualan makanan. Di sana sudah ada ojek pangkalan yang menawarkan jasa. Bisa saja sih kami naik ke atas dengan jalan kaki sejauh 3 km, tapi rempong cyin, soalnya jauh banget ternyata.
Jalanannya menanjak dan masih jelek karena berbatu cadas. Banyak jalan rusak di kanan kiri jalan. Jadi saya dan Ayie pun memutuskan untuk pakai jasa ojek pangkalan yang mematok harga 30 rb untuk sekali jalan atau 50 rb untuk pulang pergi dari tebing keraton ke tempat parkir mobil. Saya pun memilih ojek pulang pergi setelah melihat kondisi jalanan yang menanjak dan rusak parah. Sampai saya ngerasa takut kalau bakalan jatuh pas dibonceng bapak tukang ojeknya karena jalannya berbatu tapi susah dilewati.
Tebing keraton sudah ramai dikunjungi pengunjung di pagi hari. Saat adek membeli tiket masuk, kami diberi nasihat oleh penjaga tebing keraton yang mengatakan bahwa kami harus berhati-hati saat berada di sana termasuk saat mengambil gambar. Lokasi tebing agak curam dan bikin was-was. Hehe. Tapi seru banget lihat pemandangan tempat wisata Bandung yang ngehits ini dari atas. Berasa di Lembang gitu bisa lihat Bandung dengan view yang oke banget. Pemandangan hijau memanjakan mata dan udaranya sejuk kami rasakan saat di sana.
Beberapa pengunjung memotret tempat wisata ini baik dengan kamera handphone, DSLR, mirrorless maupun Go Pro. Wihh, canggih banget ya. Ada mbak-mbak yang sepertinya bareng pasangannya *ehem* sedang mengambil gambar pakai Go Pro. Ada papan larangan berwarna merah bertuliskan dilarang bersandar di pagar pembatas. Jadi memang harus berjarak dari tepi tebing, biar nggak jatuh. 🙁
Cara foto di sana gimana? Sebenarnya bisa dengan duduk di batu yang katanya jadi tempat foto favorit, tapi saya kok takut ya sama tempatnya yang deket banget dengan tebing asli. Wih, apa mbak dan mas-mas itu nggak takut foto di sana? Heran. Ada juga yang ramai-ramai foto di dekat pagar pembatas, beberapa di antaranya adalah wisatawan asing yang sedang berlibur di Bandung. Kalau didengar dialeknya seperti bahasa Thailand. Hehe. Wah, keren ya Bandung, dijadikan destinasi wisata sama turis asing. Kirain hanya Bali Seminyak aja yang ramai dikunjungi wisatawan asing. Hehe. 😀
Kesan tentang Tebing Keraton
Kesan saya apa ya. Hmm, tebing keraton itu ya tebing aja sih sebenernya. Hehe *peace* Yang bikin unik itu karena viewnya yang memanjakan mata banget. Apalagi kalau malam hari di dago atas jadi tempat paling favorit buat lihat pemandangan alam Bandung. View paling bagus di atas batu yang bikin terlihat seperti nggak ada sekat pembatas kecuali batu dan pemandangan. Rasanya kan ngeri banget ya. Saya sih ogah buat foto di sana, tapi masih banyak yang berfoto dengan duduk di atas batu itu.
Pemandangan alam di Tebing keraton masih asri, jadi cocok buat yang suka liburan ke alam. Tebing keraton tutup jam 5-6 sore, jadi usahakan udah turun dari tebing keraton sebelum senja karena menghindari kabut yang turun perlahan menjelang malam. Di sana bisa nyari makan? Bisa banget, asal ada uangnya aja. Saya sempat nyicipin kulineran di warung dekat Tebing keraton. Saya pesan nasi goreng seharga 15 rb, dan adek pesan nasi ayam sekitar 20 rb an, untuk minuman ada bandrek, lupa berapa harganya 7 rb ya? Hehe. 😀
So, apa kamu tertarik untuk wisata ke Tebing Keraton? Share dong di komentar. 😉
Ira Duniabiza says
deskripsinya jelas banget mba… jadi pengen berkunjung biar bisa melihat hijau2an mba…
Rach Alida Bahaweres says
Hai mba Ila. Aku belum pernah ke Tebing Keraton. Kece banget tempatnya ya. Tapi harus nyali tinggi ya. Hihii
Naqiyyah Syam says
Indah banget pemandangannya, mau juga ke sana
Noe says
Aduuhai, aku pingin bgt ke Tebing Keraton. Mbuh kapan ke Bandungnya. Perasaan aku sok sibuk bgt skrg. Hiks
Inna Riana says
wow tempat baru ya? belum berani kesana, takut anaku nyemplung krna pecicilan 😀
PutriKPM says
Aku belum pernah kesana karena pacar takut ketinggian padahal aku penasaran banget ya ampun mau kesitu :'(
Okti Li says
Wah, pas saya ke sana bareng Blogger Bandung masih 10 ribu. Sekarang jadi 12 ribu ya? 😊
Relinda Puspita says
Pagi-pagi pas ke sana, udaranya seger banget.
Lingga says
Wuaaahhh kapan bisa kesiini..murah bgt lagi tiket masuknya
Shona Vitrilia says
Pengen ksana tp blm2.. cakep ya mb, bikin fressshhh
@kakdidik13 says
Wah, asyik nih tempat wisatanya. Belum pernah ke sana, semoga lain kali berkesempatan untuk mengunjungi Tebing Keraton Bandung. Amiin
Helena says
Ih ngeri lihat yang duduk di batu itu. Amit-amit deh sampai ada yang celaka hanya karena demi eksis.