Suka Duka Memelihara Kucing
Kucing adalah hewan yang imut dan menggemaskan. Di balik sikapnya yang suka mencakar sembarangan dan minta dielus-elus pemiliknya, kucing memiliki pesona yang menawan bagi orang yang suka memelihara kucing. Tidak semua binatang bisa dipelihara dengan mudah karena membutuhkan biaya perawatan dan makanan yang tidak sedikit. Inilah yang membuat saya awalnya maju mundur cantik untuk memelihara kucing di rumah.
Kucing tidak seperti sapi yang bisa diperah susunya dan menghasilkan pendapatan dari memelihara hewan tersebut. Pemilik sapi bisa jual susu sapi murni yang dihasilkan, namun kucing tidak mungkin dijual kan? Ya, walau ada juga sih yang melakukan ternak hewan seperti penangkaran kucing persia, atau jenis kucing ras lainnya yang jika dijual harganya akan sangat mahal.
Salah seorang kenalan saya menjual kucing yang ada di rumahnya. Katanya tempat tinggalnya sudah penuh dengan kucing. Tidak mungkin memelihara kucing sebanyak itu di rumahnya. Itu sebabnya ia menjual sebagian yang dimilikinya agar bisa diadopsi oleh orang lain. Harganya mencapai 1 jutaan untuk 1 ekor. Wow. harga yang sangat gila-gilaan!
Awalnya saya punya trauma dengan kucing. Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah semester 3, tinggal di kos yang masih baru dan butuh adaptasi. Di kos yang saya tempati itu sering ada kucing mampir untuk makan sisa tulang atau daging ikan, namun saya tak menyangka bahwa kucing itu bakalan numpang melahirkan di kamar. Wew. Ya, surprise di malam hari. Lol. 😛
Kejadiannya begitu cepat saat si kucing yang butuh tempat untuk melahirkan justru menemukan keset kesayangan saya di depan pintu kamar. Ia pun melahirkan, persis di depan kamar saya. Saya yang mendengar teriakan kucing tadi saat melahirkan segera melihat apa yang terjadi. Ternyata ia melahirkan di keset. Berhamburanlah darah dari tubuhnya, menempel di keset, badan dan sedikit tercecer di lantai juga. Akhirnya saya harus menyingkirkan kucing itu keluar ruangan.
Sejak kejadian kucing melahirkan di depan kamar saya, akhirnya saya berpikir kalau kucing itu makhluk yang merepotkan dan sama sekali nggak lucu. Namun, saat awal tahun lalu ada kucing kecil yang datang ke rumah. Ia dibuang seseorang dan tinggal di teras rumah. Karena kasihan saya pun memberinya makanan dan minum air yang disediakan di dalam gelas kecil. Sejak itu, makin banyak kucing yang datang ke rumah. Tapi seperti kehidupan, semuanya bergulir termasuk takdir si kucing. Si kucing meninggal beberapa lama setelah saya memeliharanya. Ia jatuh sakit dan dikuburkan di dekat rumah.
Sejak memelihara kucing itu, rumah jadi lebih banyak didatangi kucing. Kata teman saya, hal itu terjadi karena naluri kucing yang menemukan makanan di rumah saya, jadi kucing itu datang terus-menerus dan bahkan membawa serta anak-anaknya. Jadilah rumah saya seperti penampungan kucing liar karena setiap kali jam makan pagi dan malam kucing-kucing datang ke rumah.
Apa saja suka duka memelihara kucing?
Saya suka memelihara kucing itu karena kucing bisa jadi teman baik bagi manusia. Kucing juga bisa meredakan stress saat manusia berinteraksi dengan kucing. Sukanya lagi, kucing bisa diajak bercanda. Wajahnya imut dan lucu. 😛
Duka saat memelihara kucing. Ya, tidak semua orang suka kucing ya. Hehe. Sama seperti tidak semua orang suka kuda, kelinci, anjing, maupun hewan lainnya. Jadi saat saya memelihara kucing di rumah ada pertentangan batin karena tetangga depan rumah tidak suka saya memelihara kucing. Alasannya karena pupnya sembarangan tau paling klise sih karena takut sama bulu kucing yang katanya bikin penyakit. Padahal si kucing juga rajin bersihin bulunya pakai lidah kok. Ada yang bilang kalau lebih baik kucing-kucingnya distreril. Tapi saya pikir itu tidak baik, alasannya ya karena mereka sendiri masih terlalu kecil jika harus disteril. Akhirnya saya harus merelakan sebagian besar kucing dibuang.
Kini, saya memelihara kucing 3 ekor lagi sejak 2 bulan masa pembuangan kucing yang lumayan menguras emosi. Ya, sampai sekarang saya masih percaya ada keajaiban yang datang saat memelihara kucing, si binatang kesayangan nabi Muhammad. Saat manusia berbagi makanan dengan mereka, maka insya Allah, Allah sendiri yang akan memberikan balasannya lewat tangan manusia yang lain. Jadi tak perlu takut untuk berbagi. 🙂
rosa says
paling sebel melihara kucing tu kalo nyolong ikan di meja mbak -_-