Tempat Wisata di Jakarta bernuansa Sejarah
Jakarta menjadi pusat ibukota dan pemerintahan di Indonesia sejak dulu kala. Beragam tempat wisata di Jakarta bernuansa sejarah banyak ditemukan di wilayah DKI Jakarta ini. Bagi kamu yang bulan ini ingin mengunjungi Jakarta, jangan sia-siakan kesempatan untuk berkunjung ke berbagai tempat wisata bersejarah ini ya. Karena bertepatan dengan hari jadi ibukota Jakarta, maka beberapa tempat memberikan akses gratis untuk masuk ke sana salah satunya adalah ke museum. Nah, bagi yang ingin berlibur dan mengunjungi tempat wisata bersejarah di Jakarta, kamu bisa beli tiket bus day trans di Traveloka
Selamat berlibur ya! 😊
5 Tempat Wisata Jakarta Bernuansa Sejarah :
-
Museum Nasional
Museum Nasional terletak persis di seberang halte Monas TransJakarta. Museum Nasional mulai pada tahun 1778 dengan dibentuknya sebuah wadah perkumpulan intelektual dan ilmuwan Belanda yang berada di Hindia Belanda, tepatnya di kota Batavia, yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Perkumpulan warga Batavia untuk Seni dan Ilmu Pengetahuan).
Museum ini dibuka secara resmi pada tahun 1868. Museum ini dikenal sebagai Gedung Gajah atau Gedung Arca, karena terdapat patung gajah yang terbuat dari perunggu di halaman depan yang merupakan pemberian dari Raja Siam (Thailand) pada bulan Maret 1871. Sedangkan disebut sebagai gedung arca karena di sini terdapat berbagai jenis dan bentuk patung/ arca dari berbagai babakan periode sejarah nusantara.
Museum Nasional berfungsi tidak hanya sebagai lembaga studi dan penelitian warisan budaya bangsa tapi juga berfungsi sebagai pusat informasi yang bersifat edukatif, kultural dan rekreatif. Sejarah panjang Museum Nasional tersebut menjadikan museum ini museum terbesar dan tertua di Indonesia.
Harga tiket masuk Rp. 5000/orang. Alamat Museum Nasional ada di Jalan Medan Merdeka Barat No. 12 Gambir Jakarta Pusat.
Baca juga : Tips Travelling] Cara Membuat Paspor Baru Untuk Umroh di Kantor Imigrasi Pemalang
2. Monumen Nasional (Monas)
Monumen Nasional atau yang populer disingkat dengan Monas atau Tugu Monas adalah monumen peringatan setinggi 132 meter (433 kaki) yang didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pembangunan monumen ini dimulai pada tanggal 17 Agustus 1961 di bawah perintah presiden Sukarno, dan dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975. Tugu ini dimahkotai lidah api yang dilapisi lembaran emas yang melambangkan semangat perjuangan yang menyala-nyala. Monumen Nasional terletak tepat di tengah Lapangan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.
3. Setu Babakan
Pic by @jakartaviral
Kalau mau mengenal budaya Betawi ya ke perkampungan budaya betawi Setu Babakan. Kampung budaya ini dibangun bertujuan untuk mengenalkan nilai-nilai kearifan lokal dari masyarakat betawi sebagai bagian kebudayaan nasional.
Setu babakan, perkampungan yang berada di selatan kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata bagi yg ingin menikmati suasana pedesaan. Kita bisa melihat anak-anak berlatih pencak silat atau pun tari topeng.
Terdapat banyak bangunan rumah panggung beraksitektur Betawi yang masih dipertahankan keasliannya berdiri di sini, membuat seolah berada di jaman si doel anak sekolahan.
Di Setu Babakan ini, pengunjung bisa melihat ondel-ondel, sejarah tanjidor, baju adat asli betawi, ada juga pertunjukan musik khas betawi.
Ada pula museum yg di dalamnya termuat benda-benda khas budaya Betawi termasuk alat musik tanjidor yang muncul di sinetron betawi Si Doel. Selain itu kita bisa menikmati berbagai makanan Betawi tempo dulu seperti es selendang mayang, kerak telor, dll.
4. Kedai Kopi Es Tak Kie
Kedai “Kopi Es Tak Kie” ini merupakan tempat wisata tempo dulu yang turut merekam kehidupan di Glodok, Jakarta sejak 1927. Aksara Han dalam namanya menjadi bukti bahwa pada awalnya kedai ini berjualan minuman teh.
Photo by @syamsulys
Kedai Kopi Es Tak Kie
Jl. Pintu Besar Selatan III, Gang Gloria, No.4-6, Glodok, Jakarta.
Jam Buka: 6:30-14:00
5. Museum Fatahillah
Museum Sejarah Jakarta berawal dari Museum Old Batavia (Batavia Lama), diresmikan pada tahun 1939. Setelah Indonesia merdeka, museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah naungan Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI), kemudian diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta pada tahun 1968 dan kini menjadi Museum Sejarah Jakarta.
Museum ini juga dikenal oleh khalayak sebagai Museum Fatahillah, karena letaknya yang berada di Lapangan Fatahillah. Awalnya dikenal dengan nama Stadhuis (artinya balai kota), bangunan ini dahulunya adalah pusat administratif Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC), dan kemudian menjadi pusat administratif Pemerintah Hindia Belanda. Gedung Balai Kota versi ketiga bercorak sederhana dengan gaya klasik yang dipengaruhi Barok ini adalah gedung kolonial tertua yang masih bertahan dalam kondisi hampir sempurna.
Nah, bagi yang ingin berlibur dan mengunjungi tempat wisata bersejarah di Jakarta, happy travelling ya, gaes! 😍
Leave a Reply